Translate

Senin, 20 Januari 2014

Laporan Pengamatan "Struktur dan Fungsi Organ Pada Tumbuhan"


LAPORAN PENGAMATAN
STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN ( DAUN DAN BUNGA ) PADA TUMBUHAN
 
Disusun Oleh  :
1.         Imami Kholifatul Jannah               120611100221
2.         Dinar Dwi Putri Lestari                 120611100192
3.         Anisa Fitriana                                  120611100196
4.         Amilatul Fauziyah                           120611100212
5.         Musdhalifah idrisiyah                     120611100180


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN BUDAYA
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2012
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

            Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan pengamatan yang berjudul “Struktur dan Fungsi Organ (Daun dan Bunga) pada Tumbuhan” ini tepat pada waktunya.
            Kami menyadari bahwa didalam pembuatan laporan ini berkat bantuan dan tuntunan Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini. Kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan laporan ini.
            Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan laporan ini.
            Saya berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Walaikumsalam Wr. Wb.
Hormat kami,



 Tim  Penulis
DAFTAR ISI
           
KATA PENGANTAR……………………………………………...........…... i
DAFTAR  ISI……………………………………………….………......….... ii
BAB  I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang……………………………………....……........… 1
1.2  Rumusan Masalah……………….………………...…….......….... 2
1.3  Tujuan……………………………………..……………....... 2
1.4  Manfaat…………………………………..…………….......…….  2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori  ………………….…………………………........ 3   
2.2 Laporan Kegiatan ……………………………………………….. 20
2.2.1 Alat dan Bahan  .....…………………………………. 20  
2.2.2 Hasil Pengamatan  …………………………………….. 20
2.2.3 Analisis Data ………………………………….………. 22
2.3 Diskusi ………………………………..………………………… 24
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………………….……….. 27
3.2 Saran ……………………………………………………………. 27
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………................. 28
LAMPIRAN ………………………………………………………………... 29

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Daun dan bunga merupakan bagian dari tumbuh-tumbuhan yang mempunyai fungsi dan peran penting untuk melangsugkan kelangsungan hidup tumbuh-tumbuhan itu sendiri. Ciri khas dari daun, pada umumnya berwarna hijau bentuk dari daun bagian besar adalah melebar, memiliki zat klorofil yang berguna untuk membantu proses fotosintesis. Daun juga mempunyai mempunyai bagian-bagian yang berperan penting untuk membantu proses pertumbuhan pada tumbuhan, setelah di pelajari dan di pahami secara mendalam, maka manusia akan menyadari betapa pentingnya daun pada tumbuhan. Sehingga secara tidak langsung manusia juga dapat mengetahui batapa penting dan gunanya tumbuh-tumbuhan dalam hidup. Pada lingkungan iformal manusia secara umum mengetahui bentuk dari daun, namun pada lingkungan ini manusia tidak mengetahui dan mengenal daun secara spesifik.
Tapi pada lingkungan formal, manusia dapat mengenal dan mengetahui pentingnya daun pada tumbuhan secara spesifik, begitu pula dengan bunga. Bunga hanya dianggap oleh kebanyakan orang sebagai hiasan saja. Namun, sebenarnya masih banyak fungsi dan kegunaan dari bunga. Ciri khas dari bunga, pada umumnya mahkotanya yang dianggap berperan penting dalam keindahannya. Padahal adapula orang yang menganggap daun pada sebagian bunga disebutnya mahkota. Sebenarnya hal itu adalah bentuk modifikasi dari daun, dari terjadinya banyak kesalahpahaman ini  sehingga proses pembelajaran dari setiap lembaga formal yang time scedokan, harus banyak mengarah pada kagiatan penelitian dan praktikum sehingga proses pedalaman materi pada bidang-bidang tertentu selalu ada.

1.2   Rumusan Masalah
1.      Bagaimana landasan teori dari struktur dan fungsi organ ( daun dan bunga ) pada tumbuhan ?
2.      Apa saja alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan percobaan tersebut ?
3.      Bagaimana hasil dari pengamatan langsung dalam percobaan tersebut ?
4.      Bagaimana analisis data dari hasil pengamatan dan bagaimana kebenarannya ?
5.      Bagaimana hasil diskusi jawaban dari pertanyaan yang diberikan ?

1.3   Tujuan
1.      Mengetahui landasan teori dari percobaan yang telah dilakukan.
2.      Mengetahui dan mengecek kebenaran data pengamatan dengan landasan teori.
3.      Memenuhi tugas laporan hasil pengamatan.

1.4   Manfaat
1.      Memberikan informasi dan memperkaya pengetahuan pada para mahasiswa.
2.      Melatih berfikir ilmiah sesuai dengan kenyataan yang ada.





BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Landasan Teori
2.1.1 Daun
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
A.    Kelengkapan daun
Daun lengkap yaitu daun yang terdiri atas helaian daun (lamina), tangkai daun (petiolus), dan pelepah daun (vagina). Daun yang tidak lengkap adalah daun yang tidak mempunyai satu atau dua bagian dari bagian-bagian tersebut. Ada beberapa macam daun yang tidak lengkap, yaitu :
a.       Terdiri dari tangkai dan helaian daun disebut dengan daun bertangkai
b.      Terdiri dari pelepah dan helaian daun disebut daun duduk.berupih.
c.       Terdiri dari helaian daun saja disebut daun duduk.
d.      Terdiri dari tangkai daun saja disebut helaian daun semu atau palsu.
B.     Bentuk Daun (Morfologi)
Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang.
 
Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus), dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik. Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi menjadi organ penyimpan air. Daun segar (kiri) dan tua. Daun tua telah kehilangan klorofil sebagai bagian dari penuaan.
 Bangun (bentuk) daun (Circumscriptio)
Berdasarkan letak bagian daun terlebar, bentuk umum daun dapat dibedakan atas 4 golongan yaitu :
A.    Bagian yang terlebar berada di tengah-tengah helaian daun
1.      Jika panjang : lebar  = 1: 1 disebut bulat atau bundar (orbicularis). Contoh : pada teratai besar (Jatropa curcas).
2.      Jika panjang : lebar = (1,5-2) : (1) disebut jorong (ovalisatau ellipticus) seperti pada nangka (Arthrocarpus communis).
3.      Jika panjang : lebar = (2,5-3) : (1) disebut memanjang (oblongus), seperti pada srikaya (Annona squamosa)
4.      Jika panjanag :lebar = (3,5) : (1) disebut lanset ( lanceolatus)
5.      Jika tangkai daun tertanam pada bagian tengah disebut bangun perisai (peltatus), contoh pada keladi (Caladium bicolor).
B.     Bagian yang terlebar terdapat di bawah tengah-tengah daun
1.    Pangkal daun tidak bertoreh
a.    Bulat telur (ovatus), contoh pada daunkembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
b.   Segi tiga (triangularis), segi tiga sama kaki, seperti pada kembang bunga pukul empat ( Mirabilis jalapa)
c.    Delta (deltoids), segi tiga sama sisi, seperti pada daun air mata pengantin ( Antigonon leptopus)
d.   Belah ketupat (rhomboiides), bangun segi empat tetapi sisinya tidak sama panjang, contoh pada anak daun yang di ujung pada bengkuang (Pachyrrhizus erosus)
2.    Pangkal daun bertoreh atau berlekuk
a.    Jantung (cordatus), seperti bulat telur tapi pangkalnya berlekuk,    seperti pada daun waru (Hibiscus tilliaceus).
b.   Ginjal atau kerinjal (reniformis), seperi pada pgagan (Centela asiatica).
c.    Anak panah (sagitatus), seperti pada enceng (Saginataria shitifolia)
d.   Tombak (hastatus), pada wewehan (Monocharia hastata)
e.    Bertelinga (auriculatus), pada tempuyung (Sonchus arvensis)
C.     Bagian yang terlebar terdapat di atas tengah-tengah helaian daun
1.      Bulat telur sungsang (obovatus), pada sawo kecik (Manikara kauki)
2.       Jantung sungsang (obcordatus), seperti pada sidaguri (Sida retusa)
3.      Segi tiga terbalik (cuneatus), pada anak daun semanggi (Marsilea crenata)
4.      Sudip (sphatulatus), pada daun tapak liman (Elephantopus scaber)
D.    Tidak ada bagian yang terlebar, dari pangkal sampai ke ujung hamper sama lebar
1.        Garis (linearis), contoh pada daun padi (Oryza sativa)
2.        Pita (ligulatus), serupa garis tetapi lebih panjang lagi dan agak lebar, contoh pada jagung (Zea mays)
3.        Pedang (ensiformis), seperti bangun garis tetapi daun tebal dibagian tengahnya dan tipis dibagian tepinya, pada nenas seberang (Agave sisalana).
4.        Paku atau dabus (subulatus), bentuk daun seperti silindr, ujung runcing, seluruh bagian kaku, pada daun cemara (Araucaria cuninghamii)
5.        Jarum (acerosus), serupa paku lebih kecil dan meruncing panjang, pada Pinus merkusii.

Ujung daun (apex folii)
Ada beberapa bentuk ujung daun yaitu :
1.      Jika pertemuan tepi daun puncak dengan membentuk sudut lancip, maka disebut ujung daun meruncing (acutus). Biasanya ditemukan pada daun bangun bulat memanjang, lanset, segi iga, delta, belah ketupat dan lain-lain. Contoh pada daun padi.
2.      Jika pertemuan tepi daun berada di bawah puncak maka ujung daun disebut meruncing (acuminatus). Ditemukan pada daun kembang sepatu.
3.      Jika pertemuan tepi daun berada di atas puncak dan membentuk sedut tumpul maka ujung daun ini disebut tumpul (obtusus), ditemukan pada daun sawo kecik.
4.      Jika pertemuan tepi daun tidak membentuk sudut atau bulat maka disebut ujung daun daun membulat (rotundatus).
5.      Jika ujung daun rata disebut romping (truncates), contoh pada daun jambu monyet.
6.      Jika ujung daun berlekuk maka disebut ujung daun terbelah (retusus), contoh pada daun saliguri (Sida retusa)
7.      Jika ujung daun berduri naka disebut mucronatus, contoh daun nenas seberang.
8.      Jika ujung daunnya menggulung disebut cirrhosus, biasanya ditemukan pada ujung daun yang bersulur seperti kembang sunsang.
9.      Jika pada daun yang distalnya sempit terdapat ujung yang panjang seperti jarum disebut aristatus
10.  Jika pada daun yang bagian distalnya lbar dan terdapat ujung yang panjang seperti jarum disebut caudatus.

Pangkal Daun (basis folii)
Untuk menentukan bentuk pangkal daun, kita terlebih dahulu menghubungkan kedua tepi daun ke arah basal.
Adakalanya kedua tepi daun tidak menyatu pada pangkal daun karena dibatasi oleh tangkai daun. Berdasarkan ini maka bentuk bentuk pangkal daun dapat dijumpai sebagai berikut :
1.      Pangkal daun yang tidak menyatu
a.       Runcing / acutus
b.      Meruncing / acuminatus
c.       Tumpul / obtusus
d.      Membulat / rotundatus
e.       Rompang atau rata / truncatus
f.       Berlekuk / emarginatus
g.      Hestatus
2.      Kedua tepi daun menyatu (connatus)
3.      Ditembus batang, jika pangkal daun tumbuh menyatu dengan daun yang ada dihadapannya disebut connatus-perfoliatus, dan apabila kedua tepi daun menyatu dan mengelilingi batang disebut perfoliolatus.

Tulang Daun (nervus)
Fungsi tulang daun adalah:
1).  Memperkuat daun seperti halnya tulang tulang hewan dan manusia, oleh sebab itu tulang daun disebut juga rangka daun
2).  Transportasi zat zat karena tulang daun itu sesungguhnya adalah berkas pembuluh angkut.
Berdasarakan besar kecilnya tulang daun, dapat dibedakan menjadi
1)      Ibu tulang daun (costa), ukuran terbesar, merupakan terusan dari tangkai daun, biasanya membagi daun menjadi dua bagian.
2)      Tulang daun lateral (nervus lateral), cabang tulang daun yang keluar dari ibu tulang daun.
3)      Urat daun (vena), tulang daun yang amat kecil yang tersusun seperti jala atau sejajar.
Sistem tulang daun menunjukkan cara tulang daun tersusun dalam helaian daun. Menurut susunan tulang daunnya dikenal:
1.      Jika tulang daun terpencar ke arah tepi daun
a.       Bertulang menjari / palminervis, cabang tulang daun terpencar dari satu titik pada pangkal ibu tulang.
b.      Bertulang menyirip / penninervis, cabang keluar di sepanjang ibu tulang daun.
2.      Jika di bagian atas ujung daun tulang tulang menyatu
a.       Bertulang lurus / rectinervis, biasanya ditemukan pada daun rumput rumputan.
b.      Bertulang melengkung / curvinervis, biasanya ditemukan pada hampir semua Melastomataceae.
Biasanya tumbuhan monokotil mempunyai pertulangan sejajar dan melengkung, sedangkan tumbuhan dikotil mempunyai pertulangan menyirip dan menjari. Begitu juga dengan vena (urat daun), pada tumbuhan monokotil umumnya mempunyai vena sejajar, sedangkan tumbuhan dikotil mempunyai vena seperti jala. Namun terkadang pada beberapa jenis, ditemukan pengecualian terhadap hal yang umum di atas.

Tepi Helaian Daun
Berdasarkan torehan yang ada pada daun suatu tumbuhan, maka daun dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu daun dengan pinggiran rata / intinger dan daun dengan torehan pada tepinya / divisus.
Torehan pada pinggir daun sangat beraneka ragam sifatnya, berdasarkan dalam atau tidaknya torehan pingir daun dapat dibedakan menjadi dua kelompok.
1.      Torehan merdeka, maksudnya bangun daun tidak dipengaruhi oleh torehan itu. Seringkali torehan tidak berkaitan dengan ibu tulang daun atau cabang tulang daun.
2.      Torehan mempengaruhi bentuk, tepi daun mengubah bangun umum daun. Torehan biasanya terjadi diantara tulang tulang cabang dengan tulang daun utama.
Lekukan yang terjadi pada pinggir daun disebut sinus, serta tonjolannya disebut dengan angulus. Berdasarkan bentuk sinus dan angulusnya, maka pinggir daun dengan torehan merdeka dapat dibedakan atas:
1.      Bergerigi / serratus, sinus dan angulusnya sama sama runcing.
2.      Bergerigi ganda / biserratus, jika angulus pada daun yang bergerigi mempunyai gerigi lagi.
3.      Berombak / repandus, jika sinus dan angulusnya sama sama tumpul
4.      Bergigi / dentatus, jika sinus tumpul dan angulusnya runcing.
5.      Beringgit / crenatus, jika sinus lancip dan angulus tumpul.
Pada pinggir daun yang mempengaruhi bentuk, berdasarkan dalamnya torehan dapat dibedakan sebagai berikut:
1.      Berlekuk / lobatus, dalam torehan kurang dari setengah panjang tulang cabang.
2.      Bercangap / fissus, dalam torehan sampai dengan setengah panjang tulang cabang.
3.       Berbagi / partitus, dalam torehan melebihi setengah panjang tulang cabang.

Berdasarkan macam torehan serta hubungannya dengan pertulangan daun itu sendiri maka pinggir daun dapat berbentuk:
1.      Palmatilobus / berlekuk menjari
2.      Palmatividus / bercangap menjari
3.      Palmatipartitus / berbagi menjari
4.      Pinnatilobus / berlekuk menyirip
5.      Pinnatividus / bercangap menyirip
6.      Pinnatipartitus / berbagi menyirip

Daging Daun (Intervenium)
Tebal dan tipisnya daun disebabkan kerja dari meristem papan. Berdasarkan sifat ini daun dapat dibedakan menjadi :
1.       Tipis seperti selaput (membranaceus), ex. Hymenophyllum australe
2.       Seprti kertas (papyraceus atau chartaceus), ex. Musa paradisiacal
3.       Tipis lunak (herbaceous), ex. Nasturtium officinale
4.       Seperti perkamen, ex. Cocos nucifera
5.       Seperti kulit atau tulang, ex.Calophyllum inophylum
6.       Berdaging (carnosus), ex. Aloe sp

Warna daun
Daun biasanya berwarna hijau sesuai dengan fungsinya sebagai alat fotosintesis, naun kita temukan daun tidak berwarna hijau seperti merah kuning kecoklatan dan lain lain.
Misalnya pada daun Acalypha wilkesiana yang berwarna merah disebabkan karena warna antosianin menutupi warna hijau klorofil.
Untuk mengamati daun sebaiknya dilihat pada tanaman yang sudah dewasa, karena adakalanya daun muda dari beberapa tumbuhan mempunyai warna yang tidak sama dengan daun yang sudah dewasa. Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun. Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam fotosintesis. Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten (berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru, atau ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil sehingga warnanya berubah menjadi kuning atau merah (dapat dilihat dengan jelas pada daun yang gugur).
A.    Fungsi Daun Bagi Tumbuhan atau Tanaman
ü  Tempat Terjadinya Fotosintesis
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari.
ü  Sebagai Organ Pernapasan atau Respirasi
Stomata berfungsi sebagai organ respirasi. Stomata mengambil CO2 dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis, mengeluarkan O2 sebagai hasil fotosintesis. Stomata ibarat hidung kita dimana stomata mengambil CO2 dari udara dan mengeluarkan O2, sedangkan hidung mengambil O2 dan mengeluarkan CO2. Stomata terletak di epidermis bawah. Selain stomata, tumbuhan tingkat tinggi juga bernafas melalui lentisel yang terletak pada batang.
ü  Tempat Terjadinya Transpirasi
Transpirasi adalah hilangnya uap air dari permukaan tumbuhan.


ü  Tempat Terjadinya Gutasi
Gutasi adalah proses pelepasan air dari jaringan daun dalam bentuk cair. Gutasi terjadi melalui lubang-lubang pengeluaran yang terdapat pada bagian tepi daun sebagai bagian dari proses pengeluaran kelebihan air sebagai sisa metabolisme, khususnya pada saat pengeluaran dengan cara transpirasi (penguapan) tidak efektif, misalnya pada malam hari. Gutasi dapat diamati pada pagi hari dan dapat disalahartikan sebagai embun. Ia terlihat sebagai tetes-tetes air di tepi daun yang tersusun teratur, sesuai dengan lokasi lubang pengeluaran.
ü  Alat Perkembangbiakkan Vegetatif
Reproduksi vegetatif adalah cara reproduksi makhluk hidup secara aseksual (tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina). Reproduksi vegetatif bisa terjadi secara alami maupun buatan. Perkembangbiakan dengan membelah diri biasanya terjadi pada hewan tingkat rendah,bersel satu/protoza, misalnya: amuba dan paramaecium. Pembelahan diri biner jika terjadi pembelahan individu menjadi 2 individu baru, dan disebut pembelahan diri multipel (perkembangbiakan dengan spora) jika pembelahan individu menjadi banyak individu, misalnya: plasmanium.

B.     Anatomi Daun

anatomi daun
·         Epidermis
Jaringan ini terbagi menjadi epidermis atas dan epidermis bawah, berfungsi melindungi jaringan yang terdapat di bawahnya. Epidermis atas berfungsi untuk mengurangi penguapan air yang terlalu berlebihan pada daun. Epidermis bawah berfungsi untuk mengatur menutup dan membukanya. stomata serta mengendalikan pertukaran gas.
·         Jaringan Mesofil
Jaringan mesofil terletak di antara epidermis atas dan epidermis bawah. Pada tumbuhan dikotil, jaringan mesofil terdiri dari dua jaringan yaitu: jaringan palisade (jaringan tiang) dan jaringan spons (jaringan bunga karang). Sel-sel jaringan palisade berbentuk memanjang seperti tiang dan tersusun rapat. Pada jaringan palisade, terdapat banyak kloroplas. Oleh sebab itu fotosintesis terjadi di jaringan ini. Berbeda dari jaringan palisade, jaringan spons sel-selnya tidak tersusun rapat. Karena sel-selnya tidak tersusun rapat, jaringan spons digunakan untuk menyimpan cadangan makanan. Pada tumbuhan monokotil, jaringan mesofil tidak terdiri atas jaringan palisade dan jaringan spons. Fotosintesis terjadi pada jaringan mesofil.
·         Jaringan Pembuluh
Jaringan pembuluh terletak pada jaringan spons. Jaringan pembuluh pada daun merupakan kelanjutan dari jaringan pembuluh pada batang. Ada dua jenis pembuluh yaitu Pembuluh Kayu (xylem) yang berperan untuk mengangkut air dan mineral yang diserap akar dari tanah menuju daun dan Pembuluh Tapis (floem) yang berperan untuk mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan.
Pada tumbuhan dikotil, terdapat kambium yang membatasi pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Tapi pada tumbuhan monokotil, tidak terdapat kambium yang membatasi pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Akibat adanya kambium, memungkinkan batang tumbuhan dikotil bertambah lebar dan terbentuknya lingkaran tahun pada batang.
2.1.2 Bunga
       Akar bunga, daun, serta bagian-bagian tumbuhan lainnya yang telah dibicarakan di muka, merupakan bagian-bagian secara langsung untuk mempertahankan kehidupan Tumbuhan itu sendiri selama pertumbuhannya, oleh sebab itu alat-alat tersebut seringkali dinamakan pula alat-alat pertumbuhan atau alat-alat vegetative. Sebelum suatu tumbuhan mati, biasanya olehnya telah dihasilkan suatu alat, yang nanti akan dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru. Alat-alat yang demikian dinamakan alat perkembangbiakan (organum reproductivum), yang dibedakan dalam 2 golongan: yang bersifat vegetatif dan generatif
Alat perkembanganbiakan generatif itu bentuk dan susunannya berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan, tetapi bagi tumbuhan yang berbiji, alat tersebut lazimnya merupakan bagian kita kenal sebagai bunga. Oleh sebab itu suatu tumbuhan berbiji, jika sudah tiba waktu baginya akan mengeluarkan bunga. Pada bunga inilah terdapat bagian-bagian yang setelah terjadi peristiwa-peristiwa yang disebut: persarian (penyerbukan) dan pembuahan akan menghasilkan nagian tumbuhan yang kita sebut buah, yang di dalamnya terkandung biji, dan biji inilah yang nanti akan tumbuh menjadi tumbuhan baru. Dapatlah dimengerti sekarang, bahwa bunga merupakan suatu bagian tumbuhan yang amat penting.

Seperti telah berulang kali diketangahkan, bagian pokok tubuh tumbuhan hanya ada tiga macam, yaitu akar, batang, dan daun, setiap bagian lainnya hanya merupakan penjelmaan ketiga bagian pokok tersebut. Jadi bunga sebagai suatu bagian tumbuhan harus pula merupakan suatu penjelmaan salah satu atau kombinasi ketiga bagian pokok tadi, yang memang demikianlah keadaannya. Dalam uraian mengenai kuncup, telah kita ketahui bahwa ada kuncup yang dapat menjadi bunga yaitu kuncup bunga (alabastrum atau gemma florifera), ada pula yang hanya merupakan cabang baru, ada pula yang menjadi cabang baru dengan bunga.

A.    Sifat-sifat menarik bunga
            Umumnya dari suatu bunga sifat-sifat yang amat menarik ialah:
a.  Bentuk bunga seluruhnya dan bentuk bagian-bagiannya
b.  Warnanya
c.  Baunya
d.  Ada dan tidaknya madu ataupun zat lain

B.     Jumlah bunga dan tata letaknya pada suatu tumbuhan
Pada suatu tumbuhan ada kalanya hanya terdapat satu bunga saja, misalnya bunga coklat (Zephyranthus rosea Lindl), tetapi umumnya pada suatu dapat ditemukan banyak bunga. Tumbuhan yang hanya menghasilkan satu bunga saja dinamakan tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora), sedang lainnya tumbuhan berbunga banyak (planta uniflora).
Jika suatu tumbuhan hanya mempunyai satu bunga saja, biasanya bunga itu terdapat pada ujung batang, jika bunganya banyak, dapat sebagian pada ujung batang atau cabang-cabang. Jadi menurut tempatnya pada tumbuhan, kita dapat membedakan:
a.       Bunga pada ujung batang (flos terminalis), misalnya bunga coklat tadi, kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz).
b.      Bunga di ketiak daun (flos lateralis atau flos axillaris), misalnya pada kembang sepatu (hibiscus rosa sinensis L), kembang telang (Clitoria ternatea L).
Selain dari itu pada suatu tumbuhan dapat kita lihat, bahwa bunganya yang besar jumlahnya itu, dapat:
a.      Terpencar atau terpisah-pisah (flores sparsi), misalnya pada kembang sepatu tadi.
b.     Berkumpul membentuk suatu rangkaian dengan susunan yang beraneka ragam. Suatu rangkain bunga dinamakan pula: bunga majemuk (anthotaxis atau inflorescentia), misalnya pada kembang merak tersebut diatas.

C.      Bagian-bagian bunga
          Bunga pada umumnya mempunyai bagian-bagian berikut:
a.       Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat batang, padanya seringkali terdapat daun-daun peralihan, yaitu bagian-bagian yang menyerupai daun, berwarna hijau, yang seakan-akan merupakan peralihan dari daun biasa ke bunga.
b.      Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai yang seringkali melebar, dengan ruas-ruas yang amat pendek. Sehingga daun-daun yang telah mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga yang duduk amat rapat satu sama lain, bahkan biasanya lalu tampak duduk dalam satu lingkaran.
c.       Hiasan bunga (perianthium), yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk lembaran dengan tulang-tulang atau urat-urat yang masih jelas. Biasanya hiasan bunga dapat dibedakan dalam dua bagian yang masing-masing duduk dalam satu lingkaran. Jadi bagian bagian hiasan itu umumnya tersusun dalam dua lingkaran:

1.      Kelopak (kalyx), yaitu bagian hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar, biasanya berwarna hijau, dan sewaktu bunga masih kuncup merupakan selubungnya, yang melingdungi kuncup tadi terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. Kelopak terdiri atas beberapa daun kelopak (sepala). Daun-daun kelopak pada bunga dapat berlekatan satu sama lain, dapat pula terpisah-pisah.
2.      Tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla), yaitu bagian hiasan bunga yang terdapat pada lingkaran  dalam, biasanya tidak berwarna hijau lagi. Warna bagian inilah yang lazimnya merupakan warna bunga. Mahkota bunga terdiri atas sejumlah daun mahkota (petala), yang seperti halnya dengan daun-daun kelopak dapat berlekatan atau tidak.
d.      Alat-alat kelamin jantan (androcium): bagian ini sesungguhnya juga merupakan metamorfosis daun yang menghasilkan serbuk sari. Pada bunga benag-benang sarinya dapat pula bebas atau berdekatan. Ada yang tersusun dalam satu lingkaran ada pula yang dalam dua lingkaran. Bahwa bagian ini merupakan penjelmaan daun. Masih dapat terlihat misalnya pada bunga tasbih (Canna hybrid Hort). Yang benag sari nya yang mandul berbentuk lembaran-lembaran menyerupai  daun-daun mahkota.
e.       Alat-alat kelamin betina (gynaecium), yang pada bunga merupakan bagian yang biasanya disebut putik, juga putik terdiri atas metamorfosis daun yang disebut daun buah. Pada bunga dapat ditemukan satu atau beberapa putik, dan setiap putik dapat terdiri atas beberapa daun buah, tetapi dapat pula hanya terdiri atas satu daun buah. Kalau ada beberapa daun buah, maka biasanya semuanya akan tersusun sebagai lingkaran bagian-bagian bunga terakhir.

Melihat  bagian-bagian yang terdapat pada bunga (tangkai dan dasar bunganya tidak diperhitungkan), maka bunga dapat dibedakan dalam:
a.       Bunga lengkap atau bunga atau bunga sempurna (flos completusl), yang dapat terdiri atas: 1 lingkaran daun-daun kelopak, 1 lingkaran daun-daun mahkota, 1 atau 2 lingkaran benang-benang sari dan satu lingkaran daun-daun buah. Bunga yang bagian-bagiannya tersusun dalam 4 lingkaran dikatakan: bersifat tetrasiklik, dan jika bagian-bagiannya tersusun dalam 5 lingkaran: pentasiklik.
b.      Bunga tidak lengkap atau bunga tidak lengkap atau bunga tidak sempurna (flos incompompletes), jika salah satu bagian hiasan bunganya atau salah satu alat kelaminnya tidak ada. Jika bunga tidak mempunyai hiasan bunga itu deisebut telanjang (nudus), jika hanya mempunyai salah satu dari kedua macam alat kelaminnya, dinamakan berkelamin tunggal (unisexual).

D.     Kelamin bunga
          Seperti telah diuraikan di atas, bunga biasanya mempunyai dua macam alat kelamin. Dan justru alat-alat itulah yang sesungguhnya merupakan bagian bunga terpenting. Karena dengan adanya alat-alat tersebut dapat kemudian dihasilkan alat-alat perkembangbiakan atau calon tumbuhan baru.
          Berdasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga, orang membedakan:
a.       Bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus), yaitu bunga, yang padanya terdapat benang sari (alat kelamin jantan) maupun putik (alat kelamin betina). Bunga ini seringkali dinamakan pula bunga sempurna atau bunga lengkap, karena biasanya pun jelas mempunyaihiasan bunga yang terdiri atas kelopak dan mahkota, misalnya bunga terung (solanum melongena L).
b.      Bunga berkelamin tunggal (unisexualis), jika pada bunga hanya terdapat salah satu dari kedua macam alat kelaminnya.berdasarkan alat kelamin yang ada padanya dapat dibedakan lagi dalam:
1.      Bunga jantan (flos masculus), jika pada bunga hanya terdapat benang sari tanpa putik, misalnya bunga jagung yang terdapat di bagian atas tumbuhan.
2.      Bunga betina (flos femineus), yaitu bunga yang tidak mempunyai benag sari, melainkan hanya putik saja, misalnya bunga jagung yang tersusun dalam tongkolnya.
c.       Bunga mandul atau tidak berkelamin, jika pada bunga tidak terdapat baik benang sari maupun putik, misalnya bunga pinggir (bunga pita) pada bunga matahari (helianthus annuus .)

Penelitian mengenai jenis kelamin bunga, menunjukkan bahwa satu batang tumbuhan, misalnya sebatang tanaman jagung, dapay memperlihatkan dua macam bunga, yaitu bunga jantan yang tersusun sebagai bulir majemuk pada ujung tanaman dan bunga betina yang tersusun sebagai tongkol dan terdapat dalam ketiak-ketiak daunnya. Bertalian dengan kelamin bunga yang terdapat pada suatu tumbuhan, orang yang membedakan tumbuhan yang:
a.       Berumah satu (monoecus), yaitu tumbuahn yang mempunyai bunga jantan dan bunga betina pada satu individu (satu batang tumbuhan), misalnya jagung (zeay mays L), mentimun (cucumis sativum L), jarak (Ricinus communis L.).
b.      Berumah  dua (dioecus), jika bunga jantan dan bunga betina terpisah tempatnya, artinya ada individu yang hanya mendukunng bunga jantan saja, dan ada individu yang hanya mendukung bunga betina saja, misalnya salak (Zalacca edulis Reinw) .
c.       Poligam (polygamus), jika pada suatu tumbuhan terdapat bunga jantan, bunga betina dan bunga banci bersama-sama, misalnya  pada papaya (carica papaya L). biasanya poligami dimaksud untuk menunjukkan sifat tumbuhan bertalian dengan sifat bunga tadi yang memperlihatkan suatu kombinasi bukan berumah satu dan juga berumah dua.

2.2  Laporan Kegiatan
2.2.1 Alat dan Bahan    
a.       Buku gambar A3                  h.  Daun Kresen                     
b.      Pensil                                    i.   Daun Jagung
c.       Penggaris                              j.   Bunga Sepatu
d.      Gunting                                k.  Bunga Bugenvil
e.       Penghapus                            l.   Bunga Melati
f.       Daun Mangga                      m. Bunga Kamboja 
g.      Daun Pepaya

2.2.2 Hasil Pengamatan
2.2.2.1 Struktur Daun
Daun
Bentuk Tulang Daun
Perbandingan Panjang dan Lebar Daun
Jumlah helaian daun
Bentuk tepi daun
Bentuk pangkal daun
Warna daun
Keterangan
Daun
Mangga
Menyirip
6  :  1
1
Rata
Runcing
Hijau Tua
Mengandung Klorofil
Daun Kersen
Menyirip
3  :  1
1
Bergerigi
Runcing
Hijau Muda
Mengandung Klorofil
Daun Pepaya
Menjari
1  :  1
5
Beringgit
Meruncing
Hijau Muda
Mengandung Klorofil
Daun Jagung
Sejajar
9,5  :  1
1
Rata
Runcing
Hijau Muda
Mengandung Klorofil
2.2.2.2  Struktur Bunga

Bunga

Kelopak
Mahkota
Benang sari
Putik
Tangkai Bunga
Ket.
Tangkai Sari
Kepala Sari
Tangkai Putik
Kepala Putik
Sepatu
ü   
ü   
ü   
ü   
ü   
ü   
ü   
Bunga Lengkap dan sempurna
Melati
ü   
ü   
ü   
ü   
ü   
ü   
ü   
Bunga Lengkap dan sempurna
Bugenvil
x
ü   
ü   
ü   
ü   
ü   
ü   
Bunga tidak lengkap dan sempurna
Kamboja
ü   
ü   
x
x
ü   
ü   
ü   
Bunga tidak lengkap dan tidak sempurna





2.2.3        Analisis Data
Berdasarkan  hasil pengamatan diatas data diketahui bahwa :
1)      Daun mangga memiliki bentuk tulang daun menyirip karena cabang tulang daun keluar di sepanjang ibu tulang daun. Daun mangga juga memiliki perbandingan panjang dan lebar daun yaitu 6 : 1. Hal ini berarti bentuk daun ”lanset” karena berdasarkan teori bentuk daun yang memiliki perbandingan panjang dan lebar daun (3,5 – seterusnya ) : 1 merupakan penggolongan dari ”lanset”. Daun mangga merupakan daun tunggal karena pada setiap tangkai daun hanya memiliki satu helai daun dan daun mangga memiliki bentuk tepi daun rata seta bentuk pangkal daun runcing karena pada umumnya terjadi pada daun bentuk lanset, memanjang atau segitiga. Warna daun pada daun mangga berwarna hijau tua, hal ini berarti bahwa daun pepaya mengandung klorofil atau zat hijau daun.
2)      Daun kresen mempunyai bentuk tulang daun menyirip karena cabang tulang daun keluar di sepanjang ibu tulang daun. Daun kresen juga memiliki perbandingan panjang dan lebar daun yaitu 3 : 1. Hal ini berarti bentuk daun ”memanjang” karena berdasarkan teori bentuk daun yang memiliki perbandingan panjang dan lebar daun 3 : 1 merupakan penggolongan dari ”memanjang”. Daun kresen merupakan daun tunggal karena pada setiap tangkai daun hanya memiliki satu helai daun dan daun kresen  memiliki bentuk tepi daun bergerigi karena sinus dan angulusnya sama sama runcing serta bentuk pangkal daun runcing karena pada umumnya terjadi pada daun bentuk lanset, memanjang atau segitiga. Warna daun pada daun kresen berwarna hijau muda, hal ini berarti bahwa daun pepaya mengandung klorofil atau zat hijau daun.
3)      Daun pepaya mempunyai bentuk tulang daun menjari karena cabang tulang daun terpencar dari satu titik pada pangkal ibu tulang. Daun pepaya juga memiliki perbandingan panjang dan lebar daun yaitu 1 : 1. Hal ini berarti bentuk daun ” bulat atau bundar” karena berdasarkan teori bentuk daun yang memiliki perbandingan panjang dan lebar daun 1 : 1 merupakan penggolongan dari ” bulat atau bundar”. Daun pepaya merupakan daun majemuk karena pada setiap tangkai daun memiliki sejumlah helai daun dan daun pepaya memiliki bentuk tepi daun beringgit karena sinus lancip dan angulus tumpul serta bentuk pangkal daun meruncing. Warna daun pada daun pepaya berwarna hijau muda, hal ini berarti bahwa daun pepaya mengandung klorofil atau zat hijau daun.
4)      Daun jagung mempunyai bentuk tulang daun sejajar karena bentuk tulang daunnya lurus dan umumnya terjadi pada tumbuhan monokotil. Daun jagung juga memiliki perbandingan panjang dan lebar daun yaitu 9,5 : 1. karena berdasarkan teori bentuk daun yang memiliki perbandingan panjang dan lebar daun (3,5 – seterusnya ) : 1 merupakan penggolongan dari ”lanset”. Daun jagung merupakan daun tunggal karena pada setiap tangkai daun hanya memiliki satu helai daun dan daun jagung memiliki bentuk tepi daun rata serta bentuk pangkal daun runcing karena pada umumnya terjadi pada daun bentuk lanset, memanjang atau segitiga. Warna daun pada daun jagung berwarna hijau muda, hal ini berarti bahwa daun pepaya mengandung klorofil atau zat hijau daun.
5)      Bunga sepatu dan bunga melati disebut bunga lengkap dan sempurna karena bunga sepatu dan bunga melati memiliki semua bagian - bagian bunga (kelopak, mahkota, benang sari, putik, dan tangkai bunga) dan dikatakan sempurna karena memiliki alat kelamin yang lengkap (benang sari dan putik).
6)      Bunga bugenvil disebut bunga tidak lengkap dan sempurna karena bunga bugenvil  memiliki tidak memiliki dan dikatakan sempurna karena memiliki alat kelamin yang lengkap (benang sari dan putik).
7)       Bunga kamboja disebut bunga tidak lengkap dan tidak sempurna karena bunga bugenvil tidak memiliki putik yang merupakan alat kelamin sekaligus salah satu bagian dari syarat kelengkapan bunga.

2.3  Diskusi  
        2.3.1. Daun
1.   Lapisan tipis pada permukaan daun disebut epidermis dan berfungsi sebagai melindungi daun dan mencegah terhadap kehilangan air.
2.   Fungsi tulang daun adalah
a.      Kekuatan pada daun, seperti halnya dengan tulang-tulang hewan dan manusia. Oleh sebab itu, seluruh tulang-tulang daun disebut rangka daun (sceleton).
b.       Tulang-tulang daun itu sesungguhnya adalah merupakan berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk pengangkutan zat-zat.
3.   Berdasarkan jumlah helai daun, daun dibedakan menjadi 2 yaitu
a.         Daun Tunggal adalah daun yang helaiannya hanya terdiri dari satu helain tanpa adanya persendian dibagian dasar helaian tersebut.
b.         Daun Majemuk adalah daun dimana helaiannya disusun oleh sejumlah bagian – bagian terpisah berbentuk seperti daun.
4.    Mengapa pada permukaan daun biasanya tampak lebih cerah dari bagian bawah daun ?
Karena pada bagian atas daun mengandung kloroplas ( suatu pigmen hijau yang dinamakan klorofil )
5.   Apa saja bentuk – bentuk modifikasi pada daun ?
a.      Duri (spina phyllogenum), Daun yang termodifikasi menjadi duri umum ditemukan pada suku cactaceae
b.      Sulur (tendril), Pada beberapa tumbuhan memanjat, rakis (seperti pada Clematis), ujung daun (seperti pada Gloriosa dan Littonia modesia), anak daun dari daun majemuk (seperti pada Anemone dan Pyrostegia venusia) dapat termodifikasi menjadi alat panjat yang disebut sulur atau tendril
c.       Sisik (cataphyll/scale), sisik dapat ditemukan pada suku Cassuarinaceae, Equisetaceae, dan tumbuh-tumbuhan yang memiliki rhizoma
d.      Brakte (bractea) atau brakteola (bracteola)
e.       Seludang bunga (spatha).
f.        Umbi Lapis, pada beberapa spesies famili Amarylidaceaea dan Liliaceae pelepah daun digunakan sebagai tempat menyimpan cadangan makanan
6.   Sebutkan apa saja fungsi dari daun ?
a.      Tempat terjadinya fotosintesis - pada tumbuhan dikotil, terjadinya fotosintesis di jaringan parenkim palisade, sedangkan pada tumbuhan monokotil, fotosintesis terjadi pada jaringan spons.
b.      Sebagai organ pernapasan - Di daun terdapat stomata yang befungsi sebagai organ respirasi (lihat keterangan di bawah pada Anatomi Daun)
c.       Tempat terjadinya transpirasi
d.      Tempat terjadinya gutasi
e.       Alat perkembangbiakkan vegetative. Misalnya pada tanaman cocor bebek (tunas daun)
2.3.2        Bunga
1.   Jelaskan fungsi bagian – bagian bunga !
A.     Kelopak bunga (calyx)
¨      Fungsi : melindungi bagian-bagian bunga lainnya sebelum kuncup itu mekar
¨      Terdiri atas beberapa helai daun kelopak (sepalum)
B.     Tajuk/mahkota bunga (corolla)
¨      Fungsi :
·         membungkus dan melindungi putik dan benang sari selama kuncup bunga belum mekar
·         menjadi atraktan (daya tarik) bagi serangga penyerbuk, saat bunga mencapai reseptif dan siap melakukan penyerbukan
¨      Terdiri dari beberapa helai daun tajuk (petalum)
¨      Daun kelopak (sepalum) dan daun tajuk (petalum) bersama-sama membentuk perhiasan bunga (perianthium)



C.     Benang sari (stamen)
¨      Fungsi : alat perkembangbiakan jantan
¨      Terdiri dari :
1.    Tangkai sari (filamentum)
2.    Kepala sari (anthera)
¨      Kepala sari mempunyai 2 ruang serbuk sari (theca), dan di dalam ruang ini terdapat serbuk sari (pollen)
D.    Putik (pistillum)
¨      Fungsi : alat perkembangbiakan betina
¨      Terdiri dari :           
1.    Kepala putik (stigma)
2.    Tangkai putik (stylus)
3.    Bakal buah (ovarium)
4.    Bakal biji (ovulum)









BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
Daun mangga, daun kersen, dan daun papaya termasuk daun dari tumbuhan yang memiliki biji belah (Dicotyledoneae) sedangkan daun jagung termasuk daun dari tumbuhan yang memiliki biji tunggal (Monocotyledoneae). Semua daun diatas mengandung klorofil atau zat hijau daun.
Bunga sepatu, bunga bugenvil dan bunga melati termasuk bunga lengkap dan sempurna sedangkan bunga kamboja termasuk bunga tidak lengkap dan tidak sempurna.
3.2  Saran
            Demikian makalah hasil pengamatan ini kami susun apabila ada kesalahan dalam penulisan maupun penyusunan kami mohon maaf sebab tak ada gading yang tak retak oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan agar kedepannya bisa lebih bagus lagi.













DAFTAR PUSTAKA
Istamar Syamsuri, dkk. 2007. Biologi untuk SMA kelas XI Semester 1. Jakarta : Erlangga
Istamar Syamsuri, dkk. 2006. Sains biologi smp. Jakarta : Erlangga