Pendidikan Sistem Among
Menurut Ki Hajar Dewantara di Taman Siswa
( Makalah ini Dibuat Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan yang Dibimbing oleh Bapak Harun Al – Rasyid,
M.Si )
Disusun
Oleh :
1.
Imami
Kholifatul Jannah 120611100221
2.
Sri
Rahayu Putri 120611100213
3.
Amilatul
Fauziah 120611100193
4.
Anisa
Fitriyana 120611100196
5.
Waiz
Hudaifi 120611100182
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA
UNIVERSITAS
TRUNOJOYO MADURA
2012
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadiratAllah SWT, atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Pendidikan Sistem Among Menurut Ki Hajar Dewantara di Taman Siswa”
ini tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini. Kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga
dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati
dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan
makalah ini.
Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca
.
Walaikumsalam Wr. Wb.
Hormat kami,
Tim
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….…… i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………...... ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….. 1
1.1 Latar
Belakang………………………………………………………....…... 1
1.2 Rumusan
Masalah…………………………………………………………. 3
1.3 Tujuan…………………………………………………………………….... 3
1.4 Manfaat……………………………………………………………………..
3
BAB
II PEMBAHASAN ………………………………………………........................ 4
2.1 Pengertian Pendidikan Sistem Among
............................................................ 4
2.2
Tujuan Pendidikan Sistem Among
.................................................................. 4
2.3
Konsep Pendidikan Sistem Among
................................................................ 5
2.4
Prinsip Pendidikan Sistem Among
.................................................................. 6
2.5
Pentingnya Pendidikan Sistem Among bagi Pendidikan Indonesia ................... 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………….………..
9
3.2 Saran ……………………………………………………………………… 9
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………....... 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Long Life Education, kalimat yang telah kita kenal sejak dulu sampai
saat ini, apalagi bagi pemerhati pendidikan. Pendidikan sepanjang hayat, itulah
arti bebas dari kalimat tersebut. Pentingnya pendidikan dalam hidup dan
kehidupan manusia telah menjadikannya salah satu kebutuhan pokok manusia.
Manusia yang tak mempunyai pendidikan bagaikan makhluk yang raganya saja
seperti manusia yang sudah meninggal (tidak berguna). Beberapa ajaran agama
juga mewajibkan manusia untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya, bahkan
dikatakan oleh nabi SAW “Tuntutlah ilmu mulai dari ayunan sampai ke liang lahat.” dan juga “Tuntulah ilmu walaupun
sampai ke negeri cina” Lebih dari itu, kini telah dipercaya bahwa bayi dalam
kandungan ibunya mampu untuk berinteraksi dengan alunan suara syahdu di luar
kandungan.
Kita tidak boleh lupa bahwa pendidikan bukan hanya kejadian sekali
saja bagi seseorang yang berusia dibawah 18 tahun. Konsensus baru harus
didasarkan pada akses yang luas terhadap pendidikan tinggi dan peluang
berkesinambungan bagi setiap orang dewasa untuk belajar sepanjang hayat (Mantan
P.M . Tony Blair, dikutib dari Nicholl;14- 2002)
Pentingnya pendidikan tidak hanya untuk disuarakan dan disyiarkan
melalui kalimat dan jargon, namun perlu langkah nyata dalam kehidupan kita.
Realisasi keberadaan anasir-anasir pendukung terhadap tercapainya suatu
tuntutan terhadap pentingnya pendidikan harus segera dilakukan.
Kebijakan-kebijakan dalam sistem pendidikan harus memenuhi unsur aktualitas dan
berdaya guna. Konsep pendidikan sepanjang hayat menjadi panduan dalam
meninggikan harkat dan martabat manusia dengan pendidikan, termasuk manusia
Indonesia. Anak-anak bangsa ini tak boleh tertinggal dengan bangsa lainnya di
dunia, oleh karena itu pendidikan sejak dini harus ditanamkan kepada mereka.
Tujuan
terpenting pendidikan adalah belajar bagaimana belajar (Luis Alberto Machado,
Ph.D dikutib dari Nicholl;35- 2002)
Dalam kontek keindonesiaan dimana pendidikan di Indonesia pernah
mencapai masa keemasan dimasa kerajaan Sriwijaya, kerajaan Mojopahit dimana
pada masa tersebut menjadi pusat pendidikan Hindu-Budha, di Zaman kerjaaan
Samudera Pasai menjadi pusat pendidikan islam nusantara, bukan kah ini sebuah
kebanggaan bagi bangsa yang pernah menjadi pusat budaya yang memanusiakan
manusia sebagai akibat dari tingginya ilmu pengetahuan pada masanya.
Pada masa prakemerdekaan Ki Hajar Dewanatara ingin mengembalikan
pendidikan yang menjadi satu-satunya cara agar Indonesia meraih kemerdekaannya,
sehingga bangsa ini tidak dijajah oleh pihak manapun yang ingin meraih
keuntungan dibalik kebodohan bangsa. RM. Suwardi Suryaningrat rela melepas
status kebangsawananya menjadi Ki Hajar Dewantara agar lebih merakyat dan
sukses merubah kehidupan berbangsanya dalam waktu cukup singkat kurang lebih 23
tahun (1922-1945), kalau kita masih ingat perjuangan Ki Hajar hampir sama
dengan perjuangan Nabi Muhammad SAW yang selama 23 tahun berhasil merubah
kehidupan bangsa arab dari kejahiliyahan ke bangsa yang menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan (Islam).
Ki Hajar Dewantara yang dikenal sebagai bapak pendidikan nasional
sekaligus pendiri perguruan Tamansiswa ini pada tanggal 3 juli 1922, telah
melakukan terobosan baru dalam perjuangan berbangsa dan bernegara yang
sebenarnya jauh dari apa yang seharusnya dilakukan oleh banyak orang pada
umumnya pada saat itu, beliau telah menanamkan jiwa merdeka dan membangkitkan
jiwa nasionalisme pada setiap warga bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, apapun
yang dilakukan oleh suatu bangsa, termasuk di dalamnya upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa melalui pendidikan, hendaknyalah bermuara pada upaya
menanamkan jiwa merdeka dan nasionalisme dalam berbangsa dan bernegara.
Merupakan suatu hal yang mustahil, apabila kita berupaya merengkuh kemerdekaan
yang hakiki, namun didalam diri kita tidak terdapat jiwa merdeka dan
nasionalisme yang tinggi. Dan terbukti pada tanggal 28 Oktober 1928 lahirlah
“sumpah pemuda” 6 tahun setelah berdirinya Tamansiswa, para pemuda bersatu
untuk meraih kemerdekaan dengan perjuangan baru yang menyatukan perbedaan
dengan satu tujuan “Kemerdekaan” dan diraihlah kemerdekaan itu
pada tanggal 17 Agustus 1945.
Ki Hajar Dewantara dengan Tamansiswanya telah menyerukan bangsa
Indonesia kembali kepada kepribadian nasionalnya. Supaya bangsa Indonesia
menempuh jalan kehidupan menurut garis hidupnya. Kembali kepada
kepribadian nasionalnya berarti kembali kepada garis hidupnya, menurut kodrat
alamnya. Dengan jalan nasional orang akan lebih cepat maju dari pada hanya
menjadi peniru hidup orang asing yang melambatkan kemajuan itu. Dengan berani
dan mau menerima alat dan teknik dari orang dan bangsa lain, dengan cara dan
jiwa kepribadian sendiri, suatu bangsa akan lebih cepat maju.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
Pengertian dari Pendidikan Sistem Among Menurut Ki Hajar Dewantara di Taman
Siswa ?
2. Apa
Tujuan dari Pendidikan Sistem Among ?
3. Bagaimana
Konsep Pendidikan Sistem Among ?
4. Apa
saja prinsip Pendidikan Sistem Among ?
5. Bagaimana
Pentingnya Pendidikan Sistem Among bagi Pendidikan di Indonesia ?
1.3 Tujuan
Makalah ini dibuat
dengan tujuan sebagai berikut.
1. Memberikan
pemahaman mengenai Sistem Among Menurut Ki Hajar Dewantara di Taman Siswa.
2. Memberikan
sebuah pandangan mengenai pentingnya Konsep Pendidikan Sistem Among Menurut Ki
Hajar Dewantara bagi Pendidikan di Indonesia.
1.4 Manfaat
Dengan adanya
makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami mengenai Pendidikan Sistem Among
yang dijadikan gagasan dasar pendidikan di Indonesia serta dapat menumbuhkan
rasa bangga terhadap konsep pendidikan
yang dibuat oleh bangsa kita sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Among
Pendidikan merupakan hal yang
menentukan kelanjutan negara kita karena dalam pendidikan terdapat para
generasi mua yang akan mengisi kemerdekaan Indonesia di masa yang akan datang.
Menurut Ki Hajar Dewantara “...
pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti
(kekuatan batin, karakter), pikiran (intelect), dan tubuh anak. Bagian-bagian
itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-
anak kita.
Sistem Among merupakan sistem
pendidikan yang telah dicanangkan Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara.
Among mempunyai pengertian menjaga, membina dan mendidik anak dengan kasih
sayang. Pelaksana “among” disebut Pamong yaitu seseorang yang mendidik anak,
dalam Bahasa Jawa disebut Momong.
2.2 Tujuan Sistem Among
Tujuan sistem among membangun anak didik menjadi
manusia beriman dan bertakwa, merdeka lahir batin, budi pekerti luhur, cerdas dan berketrampilan, serta sehat jasmani rohani
agar menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab atas
kesejahteraan tanah air serta manusia pada umumnya.
Sistem
among memberikan cirijiwa merdeka. Jadi, mengajar dengan sistem among yang
pertama harus ditumbuhkan adalah mengenalkan, menanamkan, dan mewujudkan jiwa
merdeka. Dengan jiwa merdeka, kreativitas dan imajinasi siswa akan muncul dan
kelak menjadi bekal membangun indonesia.
Oleh
karena itu, sistem among mengharamkan hukuman disiplin dengan paksaan/kekerasan
karena itu akan menghilangkan jiwa merdeka anak. Sistem among dilaksanakan
secara “tut wuri handayani”, bila perlu perilaku anak boleh dikoreksi namun
tetap dilaksanakan dengan kasih sayang.
2.3
Konsep Pendidikan Sistem Among
Konsep pendidikan menurut
ajaran Ki Hadjar Dewantara adalah Tut Wuri Handayani, “Tri Pusat” Pendidikan
(keluarga, sekolah, masyarakat), Tringgo (ngerti, ngroso, nglakoni).
1.
Sistem Among,
Tut Wuri Handayani
Sistem among merupakan suatu
cara mendidik yang diterapkan dengan maksud mewajibkan kodrat alam anak-anak
didiknya. Cara mendidik yang harus diterapkan adalah menyokong atau memberi
tuntunan dan menyokong anak-anak tumbuh dan berkembang atas kodratnya sendiri.
Sistem among ini meletakkan pendidikan sebagai alat dan syarat untuk anak-anak
hidup sendiri dan berguna bagi masyarakat. Pengajaran bagi Tamansiswa berarti
mendidik anak agar menjadi
manusia yang merdeka batinnya, merdeka pikirannya, merdeka tenaganya.
Tutwuri merupakan perilaku
pamong yang sifatnya memberi kebebasan kepada siswa untuk berbuat sesuatu
sesuai dengan hasrat dan kehendaknya, sepanjang hal itu masih sesuai dengan
norma-norma yang wajar dan tidak merugikan siapa pun.Tetapi kalau pelaksanaan
kebebasan siswa itu ternyata menyimpang dari ketentuan yang seharusnya, seperti
melanggar peraturan atau hukum masyarakat hingga merugikan pihak lain atau diri
sendiri, pamong harus bersikap handayani , yakni mempengaruhi
dengan daya kekuatannya, kalau perlu dengan paksaan dan kekerasan, apabila
kebebasan yang diberikan itu dipergunakan untuk menyeleweng dan akan membahayakan
diri.
2.
Tringgo
(ngerti, ngroso, nglakoni)
Ki Hadjar mengartikan
pendidikan sebagai daya upaya memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani
anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup, yaitu hidup dan menghidupkan
anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. Salah satu nilai luhur bangsa
Indonesia yang merupakan falsafah peninggalan Ki Hadjar Dewantara yang dapat
diterapkan yakni tringa yang meliputi ngerti, ngrasa,
dan nglakoni . Ki Hadjar mengingatkan, bahwa terhadap segala ajaran
hidup, cita-cita hidup yang kita anut diperlukan pengertian, kesadaran dan
kesungguhan pelaksanaannya. Tahu dan mengerti saja tidak cukup, kalau tidak
merasakan menyadari, dan tidak ada artinya kalau tidak melaksanakan dan tidak
memperjuangkannya.
Merasa saja dengan tidak
pengertian dan tidak melaksanakan, menjalankan tanpa kesadaran dan tanpa
pengertian tidak akan membawa hasil. Sebab itu prasyarat bagi peserta tiap
perjuangan cita-cita, ia harus tahu, mengerti apa maksudnya, apa tujuannya. Ia
harus merasa dan sadar akan arti dan cita-cita. “Ilmu tanpa amal seperti pohon
kayu yang tidak berbuah”, “Ngelmu tanpa laku kothong”, laku tanpa ngelmu
cupet”. Ilmu tanpa perbuatan adalah kosong, perbuatan tanpa ilmu pincang. Oleh
sebab itu, agar tidak kosong ilmu harus dengan perbuatan, agar tidak pincang
perbuatan harus dengan ilmu.
2.4 Prinsip
Pendidikan Sistem Among
Tamansiswa mempunyai Trilogi
kepemimpinan yang digunakan para pemimpin yaitu Tut Wuri Handayani, Ing Madyo
Mangun Karso dan Ing ngarso Sung Tulodho.
Ing Ngarso Sun Tulodo artinya
Ing ngarso itu didepan / dimuka, Sun berasal dari kata Ingsun yang artinya
saya, Tulodo berarti tauladan. Jadi makna Ing Ngarso Sun Tulodo adalah menjadi
seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan bagi orang-orang
disekitarnya. Sehinnga yang harus dipegang teguh oleh seseoarng adalah kata
suri tauladan.
Ing Madyo Mbangun Karso, Ing
Madyo artinya di tengah-tengah, Mbangun berarti membangkitan atau menggugah dan
Karso diartikan sebagai bentuk kemauan atau niat. Jadi makna dari kata itu
adalah seseorang ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau
menggugah semangat. Karena itu seseorang juga harus mampu memberikan
inovasi-inovasi dilingkungannya dengan menciptakan suasana yang lebih kondusif
untuk keamanan dan kenyamanan.
Demikian pula dengan Tut Wuri Handayani, Tut Wuri
artinya mengikuti dari belakang dan handayani berati memberikan dorongan moral
atau dorongan semangat. Sehingga artinya Tut Wuri Handayani ialah seseorang
harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang. Dorongan
moral ini sangat dibutuhkan oleh orang-orang disekitar kita menumbuhkan
motivasi dan semangat.
Jadi secara tersirat Ing Ngarso Sun
Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani berarti figur seseorang
yang baik adalah disamping menjadi suri tauladan atau panutan, tetapi juga
harus mampu menggugah semangat dan memberikan dorongan moral dari belakang agar
orang - orang disekitarnya dapat merasa situasi yang baik dan bersahabat . Sehingga
kita dapat menjadi manusia yang bermanfaat di masyarakat.
2.5 Pentingnya Pendidikan Sistem Among bagi
Pendidikan Indonesia
Indonesia saat ini mau tidak mau
telah dihadapkan pada situasi zaman globalisasi yang merupakan transparansi di
segala aspek kehidupan. Oleh karena itu, system among penting dilaksanakan
dalam pendidikan karena guru sebagai pamong berperan mendampingi siswa dalam
mengikuti perkembangan zaman agar anak didik tidak mudah terpengaruh dengan
budaya yang negatif.
Sistem Among
penting karena menghidupkan dan menggerakkan kekuatan lahir dan batin anak
hingga dapat hidup mandiri. Anak akan menjadi mandiri, karena dari kecil sudah
mempunyai bekal pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan saat dia kecil.
”
Ki Hajar Dewantara” pantas rasanya kita kedepankan di era sekarang ini. Era
yang serba syarat konplik. penuh dengan demo-demo, kreatifitas yang kebablasan,
karakter bangsa yang mulai luntur, kepribadian yang semakin sirna dari
akhlaqurkarimah, dan ego yang tinggi untuk menyelesaikam masalah semau dan
seenaknya tanpa memikirkan orang lain.
Prihatin
rasanya kita sebagai bangsa yang besar, yang pahlawan kebangsaannya cukup
disegani di seluruh dunia, tapi mulai melupakan para pahlawannya begitu saja
hanya karena memikirkan sesuatu yang tak jelas.
Pahlawan
Nusantara ini lah yang menurut kami yang perlu di kedapankan dengan alasan :
1) Kami di
ajari, didik dan di latih di Tamansiswa, setidaknya paham dan mengetahui
bagaimana ajaran-ajaran Ki Hajar Dewantara yang masih relevan dan tak usang di makan
waktu, seperti sistem Among ( Tutwuri Handayani, Ing Madya Mangun Karsa, Ing
Ngarso Sung Tulodo) yang di gunakan untuk mengajar, mendidik, dan melatih
para siswa.
2) Ajaran
beliau tentang budi pekerti setidaknya diperlukan sekali di jaman dan era tawuran
di kalangan pelajar sekarang ini.
3)
Perguruan Tamansiswa menyebut gurunya dengan Pamong, yang berarti harus ngemong
dan mengawasi peserta didik setidaknya selama 24 jam, sehingga peserta didik
akan terawasi dan terjaga dari hal-hal yang negative
4) Beliau
( Ki Hajat Dewantara) adalah tokoh kebangsaan yang sepak terjangnya dalam dunia
pendidikan di akui secara nasional dan internasional.
5) Jiwa
jurnalis, wartawan, aktif di organisasi sosial dan politik, serta jiwa
kebangsaannya tak perlu di ragukan lagi. Dengan tulisannya “Seandainya
Aku Seorang Belanda” (judul asli: “Als ik een Nederlander was”) yang isinya
cukup pedas sekali di kalangan Hindia Belanda pada waktu itu.
Berikut
kutipannya :
“Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan
pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang telah kita rampas sendiri
kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi
juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan untuk dana
perayaan itu. Ide untuk menyelenggaraan perayaan itu saja sudah menghina
mereka, dan sekarang kita keruk pula kantongnya. Ayo teruskan saja penghinaan
lahir dan batin itu! Kalau aku seorang Belanda, hal yang terutama menyinggung
perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku ialah kenyataan bahwa inlander diharuskan
ikut mengongkosi suatu kegiatan yang tidak ada kepentingan sedikit pun
baginya”.
6) Jika kita mau menggali dan
berjiwa kebangsaan, guru profesional itu sebenarnya adalah guru yang
menjalankan ajaran Ki Hajar Dewantara. Ki Hadjar Dewantara merangkum
konsep yang dikenal dengan istilah Among Methode atau sistem among. AMONG
mempunyai pengertian menjaga, membina dan mendidik anak dengan kasih sayang.
Pelaksana “among” (momong) disebut PAMONG, yang mempunyai kepandaian dan
pengalaman lebih dari yang diamong. Guru atau dosen di Tamansiswa disebut
pamong yang bertugas mendidik dan mengajar anak sepanjang waktu.
Sistem
among mengharamkan hukuman disiplin dengan paksaan/kekerasan karena itu akan
menghilangkan jiwa merdeka anak. Kini orang banyak melihat tayangan kekerasan,
misalnya saja film anak “Tom & Jery” yang melaksanakan hukuman kepada
sesama dengan meledakkan dinamit. Hal ini tidak sesuai dengan pendidikan anak
bila kita ingat sifat kodrati anak “nonton, niteni, niroke”. Sinetron tertentu
ada yang dengan lugas melampiaskan kekerasan dan dendam. Sebaiknya orang tua
mencermati, mengarahkan dan memilih tayangan TV di rumahnya. Sistem Among
dilaksanakan secara “tut wuri handayani” dimana kita dapat “menemukenali” anak,
bila perlu perilaku anak boleh dikoreksi (handayani) namun tetap dilaksanakan
dengan kasih sayang.
7) Bangsa yang besar adalah bangsa
yang menghargai para Pahlawannya.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Bapak
Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara merangkum konsep yang dikenal dengan
istilah Among Methode atau sistem among. AMONG mempunyai pengertian menjaga,
membina dan mendidik anak dengan kasih sayang. Pelaksana “among” (momong)
disebut PAMONG, yang mempunyai kepandaian dan pengalaman lebih dari yang
diamong. Guru atau dosen di Tamansiswa disebut pamong yang bertugas mendidik
dan mengajar anak sepanjang waktu.
Tujuan
sistem among membangun anak didik menjadi manusia beriman dan bertakwa, merdeka
lahir batin, budi pekerti luhur, cerdas dan berketrampilan, serta sehat jasmani
rohani agar menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab atas
kesejahteraan tanah air serta manusia pada umumnya.
Prinsip yang ada pada sistem among, antara lain:
- Ing ngarso sung tulodo, di depan memberi teladan.
- Ing madyo mangun karso, di tengah membangun kemauan.
- Tut wuri handayani, di belakang memberi dorongan. Sehingga pengajaran Tut Wuri Handayani sangat kita butuhkan untuk di masa depan.
Pendidikan sisem among pantas rasanya kita kedepankan di era
sekarang ini. Era yang serba syarat konplik. penuh dengan demo-demo,
kreatifitas yang kebablasan, karakter bangsa yang mulai luntur, kepribadian
yang semakin sirna dari akhlaqurkarimah, dan ego yang tinggi untuk menyelesaikam
masalah semau dan seenaknya tanpa memikirkan orang lain.
3.2
Saran
Sistem
among merupakan suatu budaya pendidikan yang sudah ada di Indonesia sejak
dahulu, sebaiknya kita sebagai generasi muda melestarikan sistem pendidikan
yang sesuai dengan kepribadian bangsa kita.
DAFTAR
PUSTAKA
http://wasisnugros.blogspot.com/2011/03/sejarah-pendidikan-taman-siswa-makalah.html
diakses
tanggal 22 Oktober 2012
http://trisentraeducation.blogspot.com/2011/04/latar-belakang-sistem-among.html
diakses tanggal 22 Oktober 2012
http://susub.blogspot.com/2011_07_01_archive.html
diakses tanggal 22 Oktober 2012
http://indahnhbk.wordpress.com/2012/05/13/sistem-among-smk-tamansiswa/ diakses tanggal 27 Oktober 2012
http://edukasi.kompasiana.com/2011/07/05/redefinisi-teori-among-ki-hajar-dewantara/
diakses tanggal 27 Oktober 2012
http://muhfiasbin.blogspot.com/2012/05/hardiknas-2012-pendidikan-pendidik.html
diakses tanggal 27 Oktober 2012
http://hafismuaddab.wordpress.com/2011/05/02/konsep-pendidikan-menurut-ajaran-ki-hadjar-dewantara/
diakses tanggal 27 Oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar