Translate

Senin, 20 Januari 2014

Makalah "Pendidikan Sistem Among"


Pendidikan Sistem Among
Menurut Ki Hajar Dewantara di Taman Siswa
( Makalah ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan  yang Dibimbing oleh Bapak Harun Al – Rasyid, M.Si )


Disusun Oleh  :
        1.                  Imami Kholifatul Jannah     120611100221
2.                  Sri Rahayu Putri                   120611100213
3.                  Amilatul Fauziah                   120611100193
4.                  Anisa Fitriyana                      120611100196
       5.                  Waiz Hudaifi                          120611100182


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN BUDAYA
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2012


KATA PENGANTAR


Assalamualaikum Wr. Wb.

            Dengan memanjatkan puji syukur ke hadiratAllah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pendidikan Sistem Among Menurut Ki Hajar Dewantara di Taman Siswa” ini tepat pada waktunya.
            Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini. Kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
            Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
            Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca
.
Walaikumsalam Wr. Wb.
                                                                                                                       





Hormat kami,



 Tim  Penulis

                                       DAFTAR ISI                             
               
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….…… i
DAFTAR  ISI………………………………………………………………………...... ii
BAB  I PENDAHULUAN…………………………………………………………….. 1
1.1  Latar Belakang………………………………………………………....…... 1
1.2  Rumusan Masalah………………………………………………………….  3
1.3  Tujuan…………………………………………………………………….... 3
1.4  Manfaat…………………………………………………………………….. 3
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………........................ 4
            2.1 Pengertian Pendidikan Sistem Among ............................................................ 4
2.2 Tujuan Pendidikan Sistem Among .................................................................. 4
2.3 Konsep Pendidikan Sistem Among ................................................................ 5
2.4 Prinsip Pendidikan Sistem Among .................................................................. 6
2.5 Pentingnya Pendidikan Sistem Among bagi Pendidikan Indonesia ................... 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………….……….. 9
3.2 Saran ……………………………………………………………………… 9
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………....... 10

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Long Life Education, kalimat yang telah kita kenal sejak dulu sampai saat ini, apalagi bagi pemerhati pendidikan. Pendidikan sepanjang hayat, itulah arti bebas dari kalimat tersebut. Pentingnya pendidikan dalam hidup dan kehidupan manusia telah menjadikannya salah satu kebutuhan pokok manusia. Manusia yang tak mempunyai pendidikan bagaikan makhluk yang raganya saja seperti manusia yang sudah meninggal (tidak berguna). Beberapa ajaran agama juga mewajibkan manusia untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya, bahkan dikatakan oleh nabi SAW “Tuntutlah ilmu mulai dari ayunan sampai ke liang lahat.” dan juga “Tuntulah ilmu walaupun sampai ke negeri cina” Lebih dari itu, kini telah dipercaya bahwa bayi dalam kandungan ibunya mampu untuk berinteraksi dengan alunan suara syahdu di luar kandungan.
Kita tidak boleh lupa bahwa pendidikan bukan hanya kejadian sekali saja bagi seseorang yang berusia dibawah 18 tahun. Konsensus baru harus didasarkan pada akses yang luas terhadap pendidikan tinggi dan peluang berkesinambungan bagi setiap orang dewasa untuk belajar sepanjang hayat (Mantan P.M . Tony Blair, dikutib dari Nicholl;14- 2002)
Pentingnya pendidikan tidak hanya untuk disuarakan dan disyiarkan melalui kalimat dan jargon, namun perlu langkah nyata dalam kehidupan kita. Realisasi keberadaan anasir-anasir pendukung terhadap tercapainya suatu tuntutan terhadap pentingnya pendidikan harus segera dilakukan. Kebijakan-kebijakan dalam sistem pendidikan harus memenuhi unsur aktualitas dan berdaya guna. Konsep pendidikan sepanjang hayat menjadi panduan dalam meninggikan harkat dan martabat manusia dengan pendidikan, termasuk manusia Indonesia. Anak-anak bangsa ini tak boleh tertinggal dengan bangsa lainnya di dunia, oleh karena itu pendidikan sejak dini harus ditanamkan kepada mereka.
Tujuan terpenting pendidikan adalah belajar bagaimana belajar (Luis Alberto Machado, Ph.D dikutib dari Nicholl;35- 2002)
Dalam kontek keindonesiaan dimana pendidikan di Indonesia pernah mencapai masa keemasan dimasa kerajaan Sriwijaya, kerajaan Mojopahit dimana pada masa tersebut menjadi pusat pendidikan Hindu-Budha, di Zaman kerjaaan Samudera Pasai menjadi pusat pendidikan islam nusantara, bukan kah ini sebuah kebanggaan bagi bangsa yang pernah menjadi pusat budaya yang memanusiakan manusia sebagai akibat dari tingginya ilmu pengetahuan pada masanya.
Pada masa prakemerdekaan Ki Hajar Dewanatara ingin mengembalikan pendidikan yang menjadi satu-satunya cara agar Indonesia meraih kemerdekaannya, sehingga bangsa ini tidak dijajah oleh pihak manapun yang ingin meraih keuntungan dibalik kebodohan bangsa. RM. Suwardi Suryaningrat rela melepas status kebangsawananya menjadi Ki Hajar Dewantara agar lebih merakyat dan sukses merubah kehidupan berbangsanya dalam waktu cukup singkat kurang lebih 23 tahun (1922-1945), kalau kita masih ingat perjuangan Ki Hajar hampir sama dengan perjuangan Nabi Muhammad SAW yang selama 23 tahun berhasil merubah kehidupan bangsa arab dari kejahiliyahan ke bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan (Islam).
Ki Hajar Dewantara yang dikenal sebagai bapak pendidikan nasional sekaligus pendiri perguruan Tamansiswa ini pada tanggal 3 juli 1922, telah melakukan terobosan baru dalam perjuangan berbangsa dan bernegara yang sebenarnya jauh dari apa yang seharusnya dilakukan oleh banyak orang pada umumnya pada saat itu, beliau telah menanamkan jiwa merdeka dan membangkitkan jiwa nasionalisme pada setiap warga bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, apapun yang dilakukan oleh suatu bangsa, termasuk di dalamnya upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan, hendaknyalah bermuara pada upaya menanamkan jiwa merdeka dan nasionalisme dalam berbangsa dan bernegara. Merupakan suatu hal yang mustahil, apabila kita berupaya merengkuh kemerdekaan yang hakiki, namun didalam diri kita tidak terdapat jiwa merdeka dan nasionalisme yang tinggi. Dan terbukti pada tanggal 28 Oktober 1928 lahirlah “sumpah pemuda” 6 tahun setelah berdirinya Tamansiswa, para pemuda bersatu untuk meraih kemerdekaan dengan perjuangan baru yang menyatukan perbedaan dengan satu tujuan “Kemerdekaan” dan diraihlah kemerdekaan itu pada tanggal 17 Agustus 1945.
Ki Hajar Dewantara dengan Tamansiswanya telah menyerukan bangsa Indonesia kembali kepada kepribadian nasionalnya. Supaya bangsa Indonesia menempuh jalan kehidupan menurut garis hidupnya. Kembali  kepada kepribadian nasionalnya berarti kembali kepada garis hidupnya, menurut kodrat alamnya. Dengan jalan nasional orang akan lebih cepat maju dari pada hanya menjadi peniru hidup orang asing yang melambatkan kemajuan itu. Dengan berani dan mau menerima alat dan teknik dari orang dan bangsa lain, dengan cara dan jiwa kepribadian sendiri, suatu bangsa akan lebih cepat maju.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian dari Pendidikan Sistem Among Menurut Ki Hajar Dewantara di Taman Siswa ?
2.      Apa Tujuan dari Pendidikan Sistem Among ?
3.      Bagaimana Konsep Pendidikan Sistem Among ?
4.      Apa saja prinsip Pendidikan Sistem Among ?
5.      Bagaimana Pentingnya Pendidikan Sistem Among bagi Pendidikan di Indonesia ?
1.3  Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut.
1.      Memberikan pemahaman mengenai Sistem Among Menurut Ki Hajar Dewantara di Taman Siswa.
2.      Memberikan sebuah pandangan mengenai pentingnya Konsep Pendidikan Sistem Among Menurut Ki Hajar Dewantara bagi Pendidikan di Indonesia.
1.4  Manfaat
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami mengenai Pendidikan Sistem Among yang dijadikan gagasan dasar pendidikan di Indonesia serta dapat menumbuhkan rasa bangga terhadap  konsep pendidikan yang dibuat oleh bangsa kita sendiri.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Sistem Among

Pendidikan merupakan hal yang menentukan kelanjutan negara kita karena dalam pendidikan terdapat para generasi mua yang akan mengisi kemerdekaan Indonesia di masa yang akan datang.
Menurut Ki Hajar Dewantara “... pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelect), dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak- anak kita.
Sistem Among merupakan sistem pendidikan yang telah dicanangkan Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara. Among mempunyai pengertian menjaga, membina dan mendidik anak dengan kasih sayang. Pelaksana “among” disebut Pamong yaitu seseorang yang mendidik anak, dalam Bahasa Jawa disebut Momong.

2.2  Tujuan Sistem Among
Tujuan sistem among membangun anak didik menjadi manusia beriman dan bertakwa, merdeka lahir batin, budi pekerti luhur, cerdas dan berketrampilan, serta sehat jasmani rohani agar menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab atas kesejahteraan tanah air serta manusia pada umumnya.
Sistem among memberikan cirijiwa merdeka. Jadi, mengajar dengan sistem among yang pertama harus ditumbuhkan adalah mengenalkan, menanamkan, dan mewujudkan jiwa merdeka. Dengan jiwa merdeka, kreativitas dan imajinasi siswa akan muncul dan kelak menjadi bekal membangun indonesia.
Oleh karena itu, sistem among mengharamkan hukuman disiplin dengan paksaan/kekerasan karena itu akan menghilangkan jiwa merdeka anak. Sistem among dilaksanakan secara “tut wuri handayani”, bila perlu perilaku anak boleh dikoreksi namun tetap dilaksanakan dengan kasih sayang.

2.3  Konsep Pendidikan Sistem Among
Konsep pendidikan menurut ajaran Ki Hadjar Dewantara adalah Tut Wuri Handayani, “Tri Pusat” Pendidikan (keluarga, sekolah, masyarakat), Tringgo (ngerti, ngroso, nglakoni).
1.                  Sistem Among, Tut Wuri Handayani
Sistem among merupakan suatu cara mendidik yang diterapkan dengan maksud mewajibkan kodrat alam anak-anak didiknya. Cara mendidik yang harus diterapkan adalah menyokong atau memberi tuntunan dan menyokong anak-anak tumbuh dan berkembang atas kodratnya sendiri. Sistem among ini meletakkan pendidikan sebagai alat dan syarat untuk anak-anak hidup sendiri dan berguna bagi masyarakat. Pengajaran bagi Tamansiswa berarti mendidik anak agar menjadi manusia yang merdeka batinnya, merdeka pikirannya, merdeka tenaganya.
Tutwuri merupakan perilaku pamong yang sifatnya memberi kebebasan kepada siswa untuk berbuat sesuatu sesuai dengan hasrat dan kehendaknya, sepanjang hal itu masih sesuai dengan norma-norma yang wajar dan tidak merugikan siapa pun.Tetapi kalau pelaksanaan kebebasan siswa itu ternyata menyimpang dari ketentuan yang seharusnya, seperti melanggar peraturan atau hukum masyarakat hingga merugikan pihak lain atau diri sendiri,  pamong  harus bersikap  handayani , yakni mempengaruhi dengan daya kekuatannya, kalau perlu dengan paksaan dan kekerasan, apabila kebebasan yang diberikan itu dipergunakan untuk menyeleweng dan akan membahayakan diri.

2.                  Tringgo (ngerti, ngroso, nglakoni)
Ki Hadjar mengartikan pendidikan sebagai daya upaya memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup, yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. Salah satu nilai luhur bangsa Indonesia yang merupakan falsafah peninggalan Ki Hadjar Dewantara yang dapat diterapkan yakni  tringa  yang meliputi  ngerti, ngrasa,  dan  nglakoni . Ki Hadjar mengingatkan, bahwa terhadap segala ajaran hidup, cita-cita hidup yang kita anut diperlukan pengertian, kesadaran dan kesungguhan pelaksanaannya. Tahu dan mengerti saja tidak cukup, kalau tidak merasakan menyadari, dan tidak ada artinya kalau tidak melaksanakan dan tidak memperjuangkannya.
Merasa saja dengan tidak pengertian dan tidak melaksanakan, menjalankan tanpa kesadaran dan tanpa pengertian tidak akan membawa hasil. Sebab itu prasyarat bagi peserta tiap perjuangan cita-cita, ia harus tahu, mengerti apa maksudnya, apa tujuannya. Ia harus merasa dan sadar akan arti dan cita-cita. “Ilmu tanpa amal seperti pohon kayu yang tidak berbuah”, “Ngelmu tanpa laku kothong”, laku tanpa ngelmu cupet”. Ilmu tanpa perbuatan adalah kosong, perbuatan tanpa ilmu pincang. Oleh sebab itu, agar tidak kosong ilmu harus dengan perbuatan, agar tidak pincang perbuatan harus dengan ilmu.

2.4 Prinsip Pendidikan Sistem Among
Tamansiswa mempunyai Trilogi kepemimpinan yang digunakan para pemimpin yaitu Tut Wuri Handayani, Ing Madyo Mangun Karso dan Ing ngarso Sung Tulodho.
Ing Ngarso Sun Tulodo artinya Ing ngarso itu didepan / dimuka, Sun berasal dari kata Ingsun yang artinya saya, Tulodo berarti tauladan. Jadi makna Ing Ngarso Sun Tulodo adalah menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan bagi orang-orang disekitarnya. Sehinnga yang harus dipegang teguh oleh seseoarng adalah kata suri tauladan.
Ing Madyo Mbangun Karso, Ing Madyo artinya di tengah-tengah, Mbangun berarti membangkitan atau menggugah dan Karso diartikan sebagai bentuk kemauan atau niat. Jadi makna dari kata itu adalah seseorang ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat. Karena itu seseorang juga harus mampu memberikan inovasi-inovasi dilingkungannya dengan menciptakan suasana yang lebih kondusif untuk keamanan dan kenyamanan.
Demikian pula dengan Tut Wuri Handayani, Tut Wuri artinya mengikuti dari belakang dan handayani berati memberikan dorongan moral atau dorongan semangat. Sehingga artinya Tut Wuri Handayani ialah seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang. Dorongan moral ini sangat dibutuhkan oleh orang-orang disekitar kita menumbuhkan motivasi dan semangat.
Jadi secara tersirat Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani berarti figur seseorang yang baik adalah disamping menjadi suri tauladan atau panutan, tetapi juga harus mampu menggugah semangat dan memberikan dorongan moral dari belakang agar orang - orang disekitarnya dapat merasa situasi yang baik dan bersahabat . Sehingga kita dapat menjadi manusia yang bermanfaat di masyarakat.

2.5  Pentingnya Pendidikan Sistem Among bagi Pendidikan Indonesia
Indonesia saat ini mau tidak mau telah dihadapkan pada situasi zaman globalisasi yang merupakan transparansi di segala aspek kehidupan. Oleh karena itu, system among penting dilaksanakan dalam pendidikan karena guru sebagai pamong berperan mendampingi siswa dalam mengikuti perkembangan zaman agar anak didik tidak mudah terpengaruh dengan budaya yang negatif.
Sistem Among penting karena menghidupkan dan menggerakkan kekuatan lahir dan batin anak hingga dapat hidup mandiri. Anak akan menjadi mandiri, karena dari kecil sudah mempunyai bekal pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan saat dia kecil.
” Ki Hajar Dewantara” pantas rasanya kita kedepankan di era sekarang ini. Era yang serba syarat konplik. penuh dengan demo-demo, kreatifitas yang kebablasan, karakter bangsa yang mulai luntur, kepribadian yang semakin sirna dari akhlaqurkarimah, dan ego yang tinggi untuk menyelesaikam masalah semau dan seenaknya tanpa memikirkan orang lain.
Prihatin rasanya kita sebagai bangsa yang besar, yang pahlawan kebangsaannya cukup disegani di seluruh dunia, tapi mulai melupakan para pahlawannya begitu saja hanya karena memikirkan sesuatu yang tak jelas.
Pahlawan Nusantara ini lah yang menurut kami yang perlu di kedapankan dengan alasan :
1) Kami di ajari, didik dan di latih di Tamansiswa, setidaknya paham dan mengetahui bagaimana ajaran-ajaran Ki Hajar Dewantara yang masih relevan dan tak usang di makan waktu, seperti sistem Among ( Tutwuri Handayani, Ing Madya Mangun Karsa, Ing Ngarso Sung Tulodo)  yang di gunakan untuk mengajar, mendidik, dan melatih para siswa.
2) Ajaran beliau tentang budi pekerti setidaknya diperlukan sekali di jaman dan era tawuran di kalangan pelajar sekarang ini.
3) Perguruan Tamansiswa menyebut gurunya dengan Pamong, yang berarti harus ngemong dan mengawasi peserta didik setidaknya selama 24 jam, sehingga peserta didik akan terawasi dan terjaga dari hal-hal yang negative
4) Beliau ( Ki Hajat Dewantara) adalah tokoh kebangsaan yang sepak terjangnya dalam dunia pendidikan di akui secara nasional dan internasional.
5) Jiwa jurnalis, wartawan, aktif di organisasi sosial dan politik,  serta jiwa kebangsaannya tak perlu di ragukan lagi. Dengan tulisannya “Seandainya Aku Seorang Belanda” (judul asli: “Als ik een Nederlander was”) yang isinya cukup pedas sekali di kalangan Hindia Belanda pada waktu itu.
Berikut kutipannya :
“Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang telah kita rampas sendiri kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu. Ide untuk menyelenggaraan perayaan itu saja sudah menghina mereka, dan sekarang kita keruk pula kantongnya. Ayo teruskan saja penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku seorang Belanda, hal yang terutama menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku ialah kenyataan bahwa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu kegiatan yang tidak ada kepentingan sedikit pun baginya”.
6) Jika kita mau menggali dan berjiwa kebangsaan, guru profesional itu sebenarnya adalah guru yang menjalankan ajaran Ki Hajar  Dewantara. Ki Hadjar Dewantara merangkum konsep yang dikenal dengan istilah Among Methode atau sistem among. AMONG mempunyai pengertian menjaga, membina dan mendidik anak dengan kasih sayang. Pelaksana “among” (momong) disebut PAMONG, yang mempunyai kepandaian dan pengalaman lebih dari yang diamong. Guru atau dosen di Tamansiswa disebut pamong yang bertugas mendidik dan mengajar anak sepanjang waktu.
Sistem among mengharamkan hukuman disiplin dengan paksaan/kekerasan karena itu akan menghilangkan jiwa merdeka anak. Kini orang banyak melihat tayangan kekerasan, misalnya saja film anak “Tom & Jery” yang melaksanakan hukuman kepada sesama dengan meledakkan dinamit. Hal ini tidak sesuai dengan pendidikan anak bila kita ingat sifat kodrati anak “nonton, niteni, niroke”. Sinetron tertentu ada yang dengan lugas melampiaskan kekerasan dan dendam. Sebaiknya orang tua mencermati, mengarahkan dan memilih tayangan TV di rumahnya. Sistem Among dilaksanakan secara “tut wuri handayani” dimana kita dapat “menemukenali” anak, bila perlu perilaku anak boleh dikoreksi (handayani) namun tetap dilaksanakan dengan kasih sayang.
7) Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para Pahlawannya.











BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bapak Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara merangkum konsep yang dikenal dengan istilah Among Methode atau sistem among. AMONG mempunyai pengertian menjaga, membina dan mendidik anak dengan kasih sayang. Pelaksana “among” (momong) disebut PAMONG, yang mempunyai kepandaian dan pengalaman lebih dari yang diamong. Guru atau dosen di Tamansiswa disebut pamong yang bertugas mendidik dan mengajar anak sepanjang waktu.  
Tujuan sistem among membangun anak didik menjadi manusia beriman dan bertakwa, merdeka lahir batin, budi pekerti luhur, cerdas dan berketrampilan, serta sehat jasmani rohani agar menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab atas kesejahteraan tanah air serta manusia pada umumnya.
Prinsip yang ada pada sistem among, antara lain:
  1. Ing ngarso sung tulodo, di depan memberi teladan.
  2. Ing madyo mangun karso, di tengah membangun kemauan.
  3. Tut wuri handayani, di belakang memberi dorongan. Sehingga pengajaran Tut Wuri Handayani sangat kita butuhkan untuk di masa depan.
Pendidikan sisem among pantas rasanya kita kedepankan di era sekarang ini. Era yang serba syarat konplik. penuh dengan demo-demo, kreatifitas yang kebablasan, karakter bangsa yang mulai luntur, kepribadian yang semakin sirna dari akhlaqurkarimah, dan ego yang tinggi untuk menyelesaikam masalah semau dan seenaknya tanpa memikirkan orang lain.
3.2 Saran
Sistem among merupakan suatu budaya pendidikan yang sudah ada di Indonesia sejak dahulu, sebaiknya kita sebagai generasi muda melestarikan sistem pendidikan yang sesuai dengan kepribadian bangsa kita.

DAFTAR PUSTAKA

http://susub.blogspot.com/2011_07_01_archive.html diakses tanggal 22 Oktober 2012
 www.tamansiswa.org diakses tanggal 27 Oktober 2012
http://id.wikipedia.org/wiki/Ki_Hadjar_Dewantara diakses tanggal 27 Oktober 2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar