LAPORAN
PENGAMATAN
Disusun
Oleh :
1.
Imami
Kholifatul Jannah 120611100221
2.
Dinar Dwi Putri Lestari 120611100192
3.
Anisa Fitriana 120611100196
4.
Amilatul Fauziyah 120611100212
5.
Musdhalifah idrisiyah 120611100180
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA
UNIVERSITAS
TRUNOJOYO MADURA
2012
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT,
atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat
menyelesaikan laporan pengamatan yang
berjudul “Struktur dan Fungsi Organ (Daun dan Bunga) pada
Tumbuhan” ini tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan laporan ini berkat bantuan dan tuntunan Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini. Kami menghaturkan rasa hormat
dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan laporan ini.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga
dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati
dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan laporan ini.
Saya berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Walaikumsalam Wr. Wb.
Hormat kami,
Tim
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………...........…... i
DAFTAR ISI……………………………………………….………......….... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang……………………………………....……........… 1
1.2 Rumusan
Masalah……………….………………...…….......….... 2
1.3 Tujuan………………………………………..……………...….... 2
1.4 Manfaat…………………………………..…………….......……. 2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori ………………….…………………………........ 3
2.2 Laporan Kegiatan ……………………………………………….. 20
2.2.1 Alat dan Bahan .....……………………………………. 20
2.2.2 Hasil Pengamatan …………………………………….. 20
2.2.3 Analisis Data ………………………………….………. 22
2.3 Diskusi ………………………………..………………………… 24
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………………….……….. 27
3.2 Saran ……………………………………………………………. 27
DAFTAR PUSTAKA
……………………………………………................. 28
LAMPIRAN
………………………………………………………………... 29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Daun
dan bunga merupakan
bagian dari tumbuh-tumbuhan yang mempunyai fungsi dan peran penting untuk melangsugkan
kelangsungan hidup tumbuh-tumbuhan itu sendiri. Ciri khas dari daun, pada
umumnya berwarna hijau bentuk dari daun bagian besar adalah melebar, memiliki
zat klorofil yang berguna untuk membantu proses fotosintesis. Daun juga
mempunyai mempunyai bagian-bagian yang berperan penting untuk membantu proses
pertumbuhan pada tumbuhan, setelah di pelajari dan di pahami secara mendalam,
maka manusia akan menyadari betapa pentingnya daun pada tumbuhan. Sehingga
secara tidak langsung manusia juga dapat mengetahui batapa penting dan gunanya
tumbuh-tumbuhan dalam hidup. Pada lingkungan iformal manusia secara umum
mengetahui bentuk dari daun, namun pada lingkungan ini manusia tidak mengetahui
dan mengenal daun secara
spesifik.
Tapi
pada lingkungan formal, manusia dapat mengenal dan mengetahui pentingnya daun
pada tumbuhan secara
spesifik, begitu pula
dengan bunga. Bunga hanya dianggap oleh kebanyakan orang sebagai hiasan saja.
Namun, sebenarnya masih banyak fungsi dan kegunaan dari bunga. Ciri khas dari
bunga, pada umumnya mahkotanya yang dianggap berperan penting dalam keindahannya.
Padahal adapula orang yang menganggap daun pada sebagian bunga disebutnya
mahkota. Sebenarnya hal itu adalah bentuk modifikasi dari daun, dari terjadinya
banyak kesalahpahaman ini sehingga
proses pembelajaran dari setiap lembaga formal yang time scedokan, harus banyak
mengarah pada kagiatan penelitian dan praktikum sehingga proses pedalaman
materi pada bidang-bidang tertentu selalu ada.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Bagaimana landasan teori dari struktur dan fungsi
organ ( daun dan bunga ) pada tumbuhan ?
2. Apa saja alat dan bahan yang diperlukan dalam
melakukan percobaan tersebut ?
3. Bagaimana hasil dari pengamatan langsung dalam
percobaan tersebut ?
4. Bagaimana analisis data dari hasil pengamatan dan
bagaimana kebenarannya ?
5. Bagaimana hasil diskusi jawaban dari pertanyaan yang
diberikan ?
1.3 Tujuan
1.
Mengetahui
landasan teori dari percobaan yang telah dilakukan.
2.
Mengetahui
dan mengecek kebenaran data pengamatan dengan landasan teori.
3.
Memenuhi
tugas laporan hasil pengamatan.
1.4 Manfaat
1.
Memberikan
informasi dan memperkaya pengetahuan pada para mahasiswa.
2.
Melatih
berfikir ilmiah sesuai dengan kenyataan yang ada.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Daun
Daun
merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh
dari batang, umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari
cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun
merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena
tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan
energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
A.
Kelengkapan daun
Daun lengkap yaitu daun yang terdiri
atas helaian daun (lamina), tangkai daun (petiolus), dan pelepah daun
(vagina). Daun yang tidak lengkap adalah daun yang tidak mempunyai satu atau
dua bagian dari bagian-bagian tersebut. Ada beberapa macam daun yang tidak
lengkap, yaitu :
a.
Terdiri dari tangkai dan helaian daun
disebut dengan daun bertangkai
b.
Terdiri dari pelepah dan helaian daun
disebut daun duduk.berupih.
c.
Terdiri dari helaian daun saja disebut
daun duduk.
d.
Terdiri dari tangkai daun saja disebut
helaian daun semu atau palsu.
B.
Bentuk
Daun (Morfologi)
Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya
berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan
sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan
variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa
meruncing panjang.
Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada
kaktus), dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik.
Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi
menjadi organ penyimpan air. Daun segar (kiri) dan tua. Daun tua telah
kehilangan klorofil sebagai bagian dari penuaan.
Bangun (bentuk) daun (Circumscriptio)
Berdasarkan letak bagian
daun terlebar, bentuk umum daun dapat dibedakan atas 4 golongan yaitu :
A.
Bagian yang
terlebar berada di tengah-tengah helaian daun
1.
Jika panjang : lebar = 1: 1
disebut bulat atau bundar (orbicularis). Contoh :
pada teratai besar (Jatropa curcas).
2.
Jika panjang : lebar = (1,5-2) : (1)
disebut jorong (ovalisatau ellipticus) seperti pada nangka (Arthrocarpus
communis).
3.
Jika panjang : lebar = (2,5-3) : (1)
disebut memanjang (oblongus), seperti pada srikaya (Annona squamosa)
4.
Jika panjanag :lebar = (3,5) : (1)
disebut lanset ( lanceolatus)
5.
Jika tangkai daun tertanam pada
bagian tengah disebut bangun perisai (peltatus), contoh pada keladi (Caladium
bicolor).
B.
Bagian yang terlebar terdapat di bawah tengah-tengah
daun
1.
Pangkal daun tidak bertoreh
a.
Bulat telur (ovatus), contoh pada daunkembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis)
b.
Segi tiga (triangularis), segi tiga sama kaki, seperti pada kembang
bunga pukul empat ( Mirabilis jalapa)
c.
Delta (deltoids), segi tiga sama sisi, seperti pada daun air mata
pengantin ( Antigonon leptopus)
d.
Belah ketupat (rhomboiides), bangun segi empat tetapi sisinya tidak sama
panjang, contoh pada anak daun yang di ujung pada bengkuang (Pachyrrhizus
erosus)
2.
Pangkal daun bertoreh atau berlekuk
a.
Jantung
(cordatus), seperti bulat telur tapi pangkalnya berlekuk,
seperti pada daun waru (Hibiscus tilliaceus).
b. Ginjal atau
kerinjal (reniformis), seperi pada pgagan (Centela asiatica).
c.
Anak panah
(sagitatus), seperti pada enceng (Saginataria shitifolia)
d. Tombak
(hastatus), pada wewehan (Monocharia hastata)
e.
Bertelinga
(auriculatus), pada tempuyung (Sonchus arvensis)
C.
Bagian yang terlebar terdapat di atas tengah-tengah helaian daun
1.
Bulat telur sungsang (obovatus), pada
sawo kecik (Manikara kauki)
2.
Jantung
sungsang (obcordatus), seperti pada sidaguri (Sida retusa)
3.
Segi tiga terbalik (cuneatus), pada
anak daun semanggi (Marsilea crenata)
4.
Sudip (sphatulatus), pada daun tapak
liman (Elephantopus scaber)
D.
Tidak ada
bagian yang terlebar, dari pangkal sampai ke ujung hamper sama lebar
1.
Garis (linearis), contoh pada daun padi (Oryza sativa)
2.
Pita
(ligulatus), serupa garis tetapi lebih panjang lagi dan agak lebar, contoh pada
jagung (Zea mays)
3.
Pedang (ensiformis), seperti bangun garis tetapi daun tebal dibagian
tengahnya dan tipis dibagian tepinya, pada nenas seberang (Agave sisalana).
4.
Paku atau dabus (subulatus), bentuk daun seperti silindr, ujung runcing,
seluruh bagian kaku, pada daun cemara (Araucaria cuninghamii)
5.
Jarum
(acerosus), serupa paku lebih kecil dan meruncing panjang, pada Pinus merkusii.
Ujung daun
(apex folii)
Ada beberapa bentuk ujung daun yaitu :
1.
Jika pertemuan
tepi daun puncak dengan membentuk sudut lancip, maka disebut ujung daun
meruncing (acutus). Biasanya ditemukan pada daun bangun bulat memanjang,
lanset, segi iga, delta, belah ketupat dan lain-lain. Contoh pada
daun padi.
2.
Jika pertemuan
tepi daun berada di bawah puncak maka ujung daun disebut meruncing
(acuminatus). Ditemukan pada daun kembang sepatu.
3.
Jika pertemuan tepi daun berada di atas puncak dan membentuk sedut
tumpul maka ujung daun ini disebut tumpul (obtusus), ditemukan pada daun sawo
kecik.
4.
Jika pertemuan
tepi daun tidak membentuk sudut atau bulat maka disebut ujung daun daun
membulat (rotundatus).
5.
Jika ujung daun rata disebut romping (truncates), contoh pada daun jambu
monyet.
6.
Jika ujung daun
berlekuk maka disebut ujung daun terbelah (retusus), contoh pada daun saliguri
(Sida retusa)
7.
Jika ujung daun berduri naka disebut mucronatus, contoh daun nenas
seberang.
8.
Jika ujung daunnya menggulung disebut cirrhosus, biasanya ditemukan pada
ujung daun yang bersulur seperti kembang sunsang.
9.
Jika pada daun
yang distalnya sempit terdapat ujung yang panjang seperti jarum disebut
aristatus
10. Jika pada daun
yang bagian distalnya lbar dan terdapat ujung yang panjang seperti jarum disebut
caudatus.
Pangkal
Daun (basis folii)
Untuk menentukan bentuk pangkal daun,
kita terlebih dahulu menghubungkan kedua tepi daun ke arah basal.
Adakalanya kedua tepi daun tidak
menyatu pada pangkal daun karena dibatasi oleh tangkai daun. Berdasarkan ini
maka bentuk bentuk pangkal daun dapat dijumpai sebagai berikut :
1.
Pangkal daun
yang tidak menyatu
a.
Runcing /
acutus
b.
Meruncing /
acuminatus
c.
Tumpul /
obtusus
d.
Membulat /
rotundatus
e.
Rompang atau
rata / truncatus
f.
Berlekuk /
emarginatus
g.
Hestatus
2.
Kedua tepi daun
menyatu (connatus)
3.
Ditembus
batang, jika pangkal daun tumbuh menyatu dengan daun yang ada dihadapannya
disebut connatus-perfoliatus, dan apabila kedua tepi daun menyatu dan
mengelilingi batang disebut perfoliolatus.
Tulang Daun (nervus)
Fungsi tulang daun adalah:
1). Memperkuat daun seperti halnya tulang tulang
hewan dan manusia, oleh sebab itu tulang daun disebut juga rangka daun
2). Transportasi zat zat karena tulang daun itu
sesungguhnya adalah berkas pembuluh angkut.
Berdasarakan besar kecilnya tulang
daun, dapat dibedakan menjadi
1)
Ibu tulang daun (costa), ukuran
terbesar, merupakan terusan dari tangkai daun, biasanya membagi daun menjadi
dua bagian.
2)
Tulang daun lateral (nervus
lateral), cabang tulang daun yang keluar dari ibu tulang daun.
3)
Urat daun (vena), tulang daun yang amat
kecil yang tersusun seperti jala atau sejajar.
Sistem tulang daun menunjukkan cara
tulang daun tersusun dalam helaian daun. Menurut susunan tulang daunnya
dikenal:
1.
Jika tulang
daun terpencar ke arah tepi daun
a.
Bertulang menjari / palminervis, cabang
tulang daun terpencar dari satu titik pada pangkal ibu tulang.
b.
Bertulang menyirip / penninervis,
cabang keluar di sepanjang ibu tulang daun.
2.
Jika di bagian
atas ujung daun tulang tulang menyatu
a.
Bertulang lurus / rectinervis, biasanya
ditemukan pada daun rumput rumputan.
b.
Bertulang melengkung / curvinervis,
biasanya ditemukan pada hampir semua Melastomataceae.
Biasanya tumbuhan monokotil mempunyai
pertulangan sejajar dan melengkung, sedangkan tumbuhan dikotil mempunyai
pertulangan menyirip dan menjari. Begitu juga dengan vena (urat daun), pada
tumbuhan monokotil umumnya mempunyai vena sejajar, sedangkan tumbuhan dikotil
mempunyai vena seperti jala. Namun terkadang pada beberapa jenis, ditemukan
pengecualian terhadap hal yang umum di atas.
Tepi Helaian Daun
Berdasarkan torehan yang ada pada daun
suatu tumbuhan, maka daun dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu daun
dengan pinggiran rata / intinger dan daun dengan torehan pada tepinya /
divisus.
Torehan pada pinggir daun sangat
beraneka ragam sifatnya, berdasarkan dalam atau tidaknya torehan pingir daun
dapat dibedakan menjadi dua kelompok.
1.
Torehan merdeka, maksudnya bangun daun
tidak dipengaruhi oleh torehan itu. Seringkali torehan tidak berkaitan dengan
ibu tulang daun atau cabang tulang daun.
2.
Torehan mempengaruhi bentuk, tepi daun
mengubah bangun umum daun. Torehan biasanya terjadi diantara tulang tulang
cabang dengan tulang daun utama.
Lekukan yang terjadi pada pinggir daun
disebut sinus, serta tonjolannya disebut dengan angulus. Berdasarkan bentuk
sinus dan angulusnya, maka pinggir daun dengan torehan merdeka dapat dibedakan
atas:
1.
Bergerigi / serratus, sinus dan
angulusnya sama sama runcing.
2.
Bergerigi ganda / biserratus, jika
angulus pada daun yang bergerigi mempunyai gerigi lagi.
3.
Berombak / repandus, jika sinus dan
angulusnya sama sama tumpul
4.
Bergigi / dentatus, jika sinus tumpul
dan angulusnya runcing.
5.
Beringgit / crenatus, jika sinus lancip
dan angulus tumpul.
Pada pinggir daun yang mempengaruhi
bentuk, berdasarkan dalamnya torehan dapat dibedakan sebagai berikut:
1.
Berlekuk / lobatus, dalam torehan
kurang dari setengah panjang tulang cabang.
2.
Bercangap / fissus, dalam torehan
sampai dengan setengah panjang tulang cabang.
3.
Berbagi /
partitus, dalam torehan melebihi setengah panjang tulang cabang.
Berdasarkan macam torehan serta
hubungannya dengan pertulangan daun itu sendiri maka pinggir daun dapat
berbentuk:
1. Palmatilobus /
berlekuk menjari
2. Palmatividus /
bercangap menjari
3. Palmatipartitus
/ berbagi menjari
4. Pinnatilobus /
berlekuk menyirip
5. Pinnatividus /
bercangap menyirip
6. Pinnatipartitus
/ berbagi menyirip
Daging Daun (Intervenium)
Tebal dan tipisnya daun disebabkan
kerja dari meristem papan. Berdasarkan sifat ini daun dapat dibedakan menjadi :
1.
Tipis seperti selaput
(membranaceus), ex. Hymenophyllum australe
2.
Seprti kertas (papyraceus atau chartaceus), ex. Musa paradisiacal
3.
Tipis lunak (herbaceous), ex. Nasturtium officinale
4.
Seperti perkamen, ex. Cocos nucifera
5.
Seperti kulit
atau tulang, ex.Calophyllum inophylum
6.
Berdaging
(carnosus), ex. Aloe sp
Warna daun
Daun biasanya berwarna hijau sesuai
dengan fungsinya sebagai alat fotosintesis, naun kita temukan daun tidak
berwarna hijau seperti merah kuning kecoklatan dan lain lain.
Misalnya pada daun Acalypha
wilkesiana yang berwarna merah disebabkan karena warna antosianin menutupi
warna hijau klorofil.
Untuk mengamati daun sebaiknya dilihat
pada tanaman yang sudah dewasa, karena adakalanya daun muda dari beberapa
tumbuhan mempunyai warna yang tidak sama dengan daun yang sudah dewasa. Warna hijau
pada daun berasal dari kandungan
klorofil pada daun. Klorofil adalah senyawa pigmen
yang berperan dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya yang energinya diambil
dalam fotosintesis. Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten
(berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru,
atau ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil sehingga
warnanya berubah menjadi kuning atau merah (dapat dilihat dengan jelas pada
daun yang gugur).
A.
Fungsi
Daun Bagi Tumbuhan atau Tanaman
ü
Tempat
Terjadinya Fotosintesis
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan
zat makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan
beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air
serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari.
ü
Sebagai
Organ Pernapasan atau Respirasi
Stomata berfungsi sebagai organ respirasi. Stomata
mengambil CO2 dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis, mengeluarkan O2
sebagai hasil fotosintesis. Stomata ibarat hidung kita dimana stomata mengambil
CO2 dari udara dan mengeluarkan O2, sedangkan hidung mengambil O2 dan
mengeluarkan CO2. Stomata terletak di epidermis bawah. Selain stomata, tumbuhan
tingkat tinggi juga bernafas melalui lentisel yang terletak pada batang.
ü
Tempat
Terjadinya Transpirasi
Transpirasi adalah hilangnya uap air dari permukaan
tumbuhan.
ü
Tempat
Terjadinya Gutasi
Gutasi adalah proses pelepasan air dari jaringan daun dalam bentuk
cair. Gutasi terjadi melalui lubang-lubang pengeluaran yang terdapat pada
bagian tepi daun sebagai bagian dari proses pengeluaran kelebihan air sebagai
sisa metabolisme, khususnya pada saat pengeluaran dengan cara transpirasi
(penguapan) tidak efektif, misalnya pada malam hari. Gutasi dapat diamati pada
pagi hari dan dapat disalahartikan sebagai embun. Ia terlihat sebagai
tetes-tetes air di tepi daun yang tersusun teratur, sesuai dengan lokasi lubang
pengeluaran.
ü
Alat
Perkembangbiakkan Vegetatif
Reproduksi vegetatif adalah cara reproduksi makhluk hidup
secara aseksual (tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina).
Reproduksi vegetatif bisa terjadi secara alami maupun buatan. Perkembangbiakan
dengan membelah diri biasanya terjadi pada hewan tingkat rendah,bersel satu/protoza,
misalnya: amuba dan paramaecium. Pembelahan diri biner jika terjadi pembelahan
individu menjadi 2 individu baru, dan disebut pembelahan diri multipel
(perkembangbiakan dengan spora) jika pembelahan individu menjadi banyak
individu, misalnya: plasmanium.
B.
Anatomi
Daun
·
Epidermis
Jaringan ini terbagi menjadi epidermis atas dan epidermis
bawah, berfungsi melindungi jaringan yang terdapat di bawahnya. Epidermis atas
berfungsi untuk mengurangi penguapan air yang terlalu berlebihan pada daun.
Epidermis bawah berfungsi untuk mengatur menutup dan membukanya. stomata serta
mengendalikan pertukaran gas.
·
Jaringan
Mesofil
Jaringan mesofil terletak di antara epidermis atas
dan epidermis bawah. Pada tumbuhan dikotil, jaringan mesofil terdiri dari dua jaringan yaitu: jaringan palisade (jaringan tiang) dan
jaringan spons (jaringan bunga
karang). Sel-sel jaringan palisade berbentuk memanjang seperti tiang dan
tersusun rapat. Pada jaringan palisade, terdapat banyak kloroplas. Oleh sebab
itu fotosintesis terjadi di jaringan ini. Berbeda dari jaringan palisade,
jaringan spons sel-selnya tidak tersusun rapat. Karena sel-selnya tidak
tersusun rapat, jaringan spons digunakan untuk menyimpan cadangan makanan. Pada
tumbuhan monokotil, jaringan mesofil
tidak terdiri atas jaringan palisade dan jaringan spons. Fotosintesis terjadi
pada jaringan mesofil.
·
Jaringan
Pembuluh
Jaringan pembuluh terletak pada jaringan spons.
Jaringan pembuluh pada daun merupakan kelanjutan dari jaringan pembuluh pada
batang. Ada dua jenis pembuluh yaitu Pembuluh Kayu (xylem) yang berperan untuk
mengangkut air dan mineral yang diserap akar dari tanah menuju daun dan
Pembuluh Tapis (floem) yang berperan untuk mengangkut hasil fotosintesis ke
seluruh bagian tumbuhan.
Pada
tumbuhan dikotil, terdapat kambium yang membatasi pembuluh kayu dan pembuluh
tapis. Tapi pada tumbuhan monokotil, tidak terdapat kambium yang membatasi
pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Akibat adanya kambium, memungkinkan batang
tumbuhan dikotil bertambah lebar dan terbentuknya lingkaran tahun pada batang.
2.1.2 Bunga
Akar bunga, daun,
serta bagian-bagian tumbuhan lainnya yang telah dibicarakan di muka, merupakan
bagian-bagian secara langsung untuk mempertahankan kehidupan Tumbuhan itu
sendiri selama pertumbuhannya, oleh sebab itu alat-alat tersebut seringkali
dinamakan pula alat-alat pertumbuhan atau alat-alat vegetative. Sebelum suatu
tumbuhan mati, biasanya olehnya telah dihasilkan suatu alat, yang nanti akan
dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru. Alat-alat yang demikian dinamakan alat
perkembangbiakan (organum reproductivum), yang dibedakan dalam 2 golongan: yang
bersifat vegetatif dan generatif
Alat perkembanganbiakan generatif
itu bentuk dan susunannya berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan, tetapi bagi
tumbuhan yang berbiji, alat tersebut lazimnya merupakan bagian kita kenal
sebagai bunga. Oleh sebab itu suatu tumbuhan berbiji, jika sudah tiba waktu
baginya akan mengeluarkan bunga. Pada bunga inilah terdapat bagian-bagian yang
setelah terjadi peristiwa-peristiwa yang disebut: persarian (penyerbukan) dan
pembuahan akan menghasilkan nagian tumbuhan yang kita sebut buah, yang di
dalamnya terkandung biji, dan biji inilah yang nanti akan tumbuh menjadi
tumbuhan baru. Dapatlah dimengerti sekarang, bahwa bunga merupakan suatu bagian
tumbuhan yang amat penting.
Seperti telah berulang kali
diketangahkan, bagian pokok tubuh tumbuhan hanya ada tiga macam, yaitu akar,
batang, dan daun, setiap bagian lainnya hanya merupakan penjelmaan ketiga
bagian pokok tersebut. Jadi bunga sebagai suatu bagian tumbuhan harus pula
merupakan suatu penjelmaan salah satu atau kombinasi ketiga bagian pokok tadi,
yang memang demikianlah keadaannya. Dalam uraian mengenai kuncup, telah kita
ketahui bahwa ada kuncup yang dapat menjadi bunga yaitu kuncup bunga
(alabastrum atau gemma florifera), ada pula yang hanya merupakan cabang baru,
ada pula yang menjadi cabang baru dengan bunga.
A.
Sifat-sifat menarik bunga
Umumnya dari suatu bunga sifat-sifat yang amat menarik ialah:
a. Bentuk bunga seluruhnya dan bentuk bagian-bagiannya
b. Warnanya
c. Baunya
d. Ada dan tidaknya madu ataupun zat lain
B.
Jumlah bunga dan tata letaknya pada
suatu tumbuhan
Pada suatu tumbuhan ada kalanya
hanya terdapat satu bunga saja, misalnya bunga coklat (Zephyranthus rosea
Lindl), tetapi umumnya pada suatu dapat ditemukan banyak bunga. Tumbuhan yang
hanya menghasilkan satu bunga saja dinamakan tumbuhan berbunga tunggal (planta
uniflora), sedang lainnya tumbuhan berbunga banyak (planta uniflora).
Jika suatu tumbuhan hanya mempunyai
satu bunga saja, biasanya bunga itu terdapat pada ujung batang, jika bunganya
banyak, dapat sebagian pada ujung batang atau cabang-cabang. Jadi menurut
tempatnya pada tumbuhan, kita dapat membedakan:
a.
Bunga pada ujung batang (flos
terminalis), misalnya bunga coklat tadi, kembang merak (Caesalpinia pulcherrima
Swartz).
b.
Bunga di ketiak daun (flos lateralis
atau flos axillaris), misalnya pada kembang sepatu (hibiscus rosa sinensis L),
kembang telang (Clitoria ternatea L).
Selain dari itu pada suatu tumbuhan
dapat kita lihat, bahwa bunganya yang besar jumlahnya itu, dapat:
a.
Terpencar atau terpisah-pisah
(flores sparsi), misalnya pada kembang sepatu tadi.
b.
Berkumpul membentuk suatu rangkaian
dengan susunan yang beraneka ragam. Suatu rangkain bunga dinamakan pula: bunga
majemuk (anthotaxis atau inflorescentia), misalnya pada kembang merak tersebut
diatas.
C.
Bagian-bagian bunga
Bunga pada umumnya mempunyai bagian-bagian berikut:
a.
Tangkai bunga (pedicellus), yaitu
bagian bunga yang masih jelas bersifat batang, padanya seringkali terdapat
daun-daun peralihan, yaitu bagian-bagian yang menyerupai daun, berwarna hijau,
yang seakan-akan merupakan peralihan dari daun biasa ke bunga.
b.
Dasar bunga (receptaculum), yaitu
ujung tangkai yang seringkali melebar, dengan ruas-ruas yang amat pendek.
Sehingga daun-daun yang telah mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian
bunga yang duduk amat rapat satu sama lain, bahkan biasanya lalu tampak duduk
dalam satu lingkaran.
c.
Hiasan bunga (perianthium), yaitu
bagian bunga yang merupakan penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk
lembaran dengan tulang-tulang atau urat-urat yang masih jelas. Biasanya hiasan
bunga dapat dibedakan dalam dua bagian yang masing-masing duduk dalam satu
lingkaran. Jadi bagian bagian hiasan itu umumnya tersusun dalam dua lingkaran:
1.
Kelopak (kalyx), yaitu bagian hiasan
bunga yang merupakan lingkaran luar, biasanya berwarna hijau, dan sewaktu bunga
masih kuncup merupakan selubungnya, yang melingdungi kuncup tadi terhadap pengaruh-pengaruh
dari luar. Kelopak terdiri atas beberapa daun kelopak (sepala). Daun-daun
kelopak pada bunga dapat berlekatan satu sama lain, dapat pula terpisah-pisah.
2.
Tajuk bunga atau mahkota bunga
(corolla), yaitu bagian hiasan bunga yang terdapat pada lingkaran dalam,
biasanya tidak berwarna hijau lagi. Warna bagian inilah yang lazimnya merupakan
warna bunga. Mahkota bunga terdiri atas sejumlah daun mahkota (petala), yang
seperti halnya dengan daun-daun kelopak dapat berlekatan atau tidak.
d.
Alat-alat kelamin jantan
(androcium): bagian ini sesungguhnya juga merupakan metamorfosis daun yang
menghasilkan serbuk sari. Pada bunga benag-benang sarinya dapat pula bebas atau
berdekatan. Ada yang tersusun dalam satu lingkaran ada pula yang dalam dua
lingkaran. Bahwa bagian ini merupakan penjelmaan daun. Masih dapat terlihat
misalnya pada bunga tasbih (Canna hybrid Hort). Yang benag sari nya yang mandul
berbentuk lembaran-lembaran menyerupai daun-daun mahkota.
e.
Alat-alat kelamin betina
(gynaecium), yang pada bunga merupakan bagian yang biasanya disebut putik, juga
putik terdiri atas metamorfosis daun yang disebut daun buah. Pada bunga dapat
ditemukan satu atau beberapa putik, dan setiap putik dapat terdiri atas
beberapa daun buah, tetapi dapat pula hanya terdiri atas satu daun buah. Kalau
ada beberapa daun buah, maka biasanya semuanya akan tersusun sebagai lingkaran
bagian-bagian bunga terakhir.
Melihat
bagian-bagian yang terdapat pada bunga (tangkai dan dasar bunganya tidak
diperhitungkan), maka bunga dapat dibedakan dalam:
a.
Bunga lengkap atau bunga atau bunga
sempurna (flos completusl), yang dapat terdiri atas: 1 lingkaran daun-daun
kelopak, 1 lingkaran daun-daun mahkota, 1 atau 2 lingkaran benang-benang sari
dan satu lingkaran daun-daun buah. Bunga yang bagian-bagiannya tersusun dalam 4
lingkaran dikatakan: bersifat tetrasiklik, dan jika bagian-bagiannya tersusun
dalam 5 lingkaran: pentasiklik.
b.
Bunga tidak lengkap atau bunga tidak
lengkap atau bunga tidak sempurna (flos incompompletes), jika salah satu bagian
hiasan bunganya atau salah satu alat kelaminnya tidak ada. Jika bunga tidak
mempunyai hiasan bunga itu deisebut telanjang (nudus), jika hanya mempunyai
salah satu dari kedua macam alat kelaminnya, dinamakan berkelamin tunggal
(unisexual).
D.
Kelamin bunga
Seperti telah diuraikan di atas, bunga biasanya mempunyai dua macam alat
kelamin. Dan justru alat-alat itulah yang sesungguhnya merupakan bagian bunga
terpenting. Karena dengan adanya alat-alat tersebut dapat kemudian dihasilkan
alat-alat perkembangbiakan atau calon tumbuhan baru.
Berdasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga, orang
membedakan:
a.
Bunga banci atau berkelamin dua
(hermaphroditus), yaitu bunga, yang padanya terdapat benang sari (alat kelamin
jantan) maupun putik (alat kelamin betina). Bunga ini seringkali dinamakan pula
bunga sempurna atau bunga lengkap, karena biasanya pun jelas mempunyaihiasan
bunga yang terdiri atas kelopak dan mahkota, misalnya bunga terung (solanum
melongena L).
b.
Bunga berkelamin tunggal
(unisexualis), jika pada bunga hanya terdapat salah satu dari kedua macam alat
kelaminnya.berdasarkan alat kelamin yang ada padanya dapat dibedakan lagi
dalam:
1.
Bunga jantan (flos masculus), jika
pada bunga hanya terdapat benang sari tanpa putik, misalnya bunga jagung yang
terdapat di bagian atas tumbuhan.
2.
Bunga betina (flos femineus), yaitu
bunga yang tidak mempunyai benag sari, melainkan hanya putik saja, misalnya
bunga jagung yang tersusun dalam tongkolnya.
c.
Bunga mandul atau tidak berkelamin,
jika pada bunga tidak terdapat baik benang sari maupun putik, misalnya bunga
pinggir (bunga pita) pada bunga matahari (helianthus annuus .)
Penelitian mengenai jenis kelamin
bunga, menunjukkan bahwa satu batang tumbuhan, misalnya sebatang tanaman
jagung, dapay memperlihatkan dua macam bunga, yaitu bunga jantan yang tersusun
sebagai bulir majemuk pada ujung tanaman dan bunga betina yang tersusun sebagai
tongkol dan terdapat dalam ketiak-ketiak daunnya. Bertalian dengan kelamin
bunga yang terdapat pada suatu tumbuhan, orang yang membedakan tumbuhan yang:
a.
Berumah satu (monoecus), yaitu
tumbuahn yang mempunyai bunga jantan dan bunga betina pada satu individu (satu
batang tumbuhan), misalnya jagung (zeay mays L), mentimun (cucumis sativum L),
jarak (Ricinus communis L.).
b.
Berumah dua (dioecus), jika
bunga jantan dan bunga betina terpisah tempatnya, artinya ada individu yang
hanya mendukunng bunga jantan saja, dan ada individu yang hanya mendukung bunga
betina saja, misalnya salak (Zalacca edulis Reinw) .
c.
Poligam (polygamus), jika pada suatu
tumbuhan terdapat bunga jantan, bunga betina dan bunga banci bersama-sama,
misalnya pada papaya (carica papaya L). biasanya poligami dimaksud untuk
menunjukkan sifat tumbuhan bertalian dengan sifat bunga tadi yang memperlihatkan
suatu kombinasi bukan berumah satu dan juga berumah dua.
2.2 Laporan Kegiatan
2.2.1
Alat dan Bahan
a.
Buku gambar A3 h. Daun Kresen
b.
Pensil i. Daun Jagung
c.
Penggaris j.
Bunga Sepatu
d.
Gunting k.
Bunga Bugenvil
e.
Penghapus l.
Bunga Melati
f.
Daun Mangga m. Bunga Kamboja
g.
Daun Pepaya
2.2.2
Hasil Pengamatan
2.2.2.1 Struktur Daun
Daun
|
Bentuk Tulang Daun
|
Perbandingan Panjang dan Lebar Daun
|
Jumlah helaian daun
|
Bentuk tepi daun
|
Bentuk pangkal daun
|
Warna daun
|
Keterangan
|
Daun
Mangga
|
Menyirip
|
6 : 1
|
1
|
Rata
|
Runcing
|
Hijau Tua
|
Mengandung Klorofil
|
Daun Kersen
|
Menyirip
|
3 : 1
|
1
|
Bergerigi
|
Runcing
|
Hijau Muda
|
Mengandung Klorofil
|
Daun Pepaya
|
Menjari
|
1 : 1
|
5
|
Beringgit
|
Meruncing
|
Hijau Muda
|
Mengandung Klorofil
|
Daun Jagung
|
Sejajar
|
9,5 : 1
|
1
|
Rata
|
Runcing
|
Hijau Muda
|
Mengandung Klorofil
|
2.2.2.2 Struktur
Bunga
Bunga
|
Kelopak
|
Mahkota
|
Benang sari
|
Putik
|
Tangkai Bunga
|
Ket.
|
||
Tangkai Sari
|
Kepala Sari
|
Tangkai Putik
|
Kepala Putik
|
|||||
Sepatu
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
Bunga Lengkap dan sempurna
|
Melati
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
Bunga Lengkap dan sempurna
|
Bugenvil
|
x
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
Bunga tidak lengkap dan sempurna
|
Kamboja
|
ü
|
ü
|
x
|
x
|
ü
|
ü
|
ü
|
Bunga tidak lengkap dan tidak
sempurna
|
2.2.3
Analisis Data
Berdasarkan hasil pengamatan
diatas data diketahui bahwa :
1)
Daun mangga memiliki bentuk tulang daun menyirip karena cabang tulang daun keluar di sepanjang ibu tulang daun.
Daun mangga juga memiliki perbandingan panjang dan lebar daun yaitu 6 : 1. Hal
ini berarti bentuk daun ”lanset” karena berdasarkan teori bentuk daun yang memiliki
perbandingan panjang dan lebar daun (3,5 – seterusnya ) : 1 merupakan
penggolongan dari ”lanset”. Daun mangga merupakan daun tunggal karena pada
setiap tangkai daun hanya memiliki satu helai daun dan daun mangga memiliki
bentuk tepi daun rata seta bentuk pangkal daun runcing karena pada umumnya
terjadi pada daun bentuk lanset, memanjang
atau segitiga. Warna daun pada daun mangga berwarna hijau tua, hal ini berarti
bahwa daun pepaya mengandung klorofil atau zat hijau daun.
2)
Daun kresen mempunyai bentuk tulang daun menyirip karena cabang tulang daun keluar di
sepanjang ibu tulang daun. Daun kresen juga memiliki perbandingan panjang dan
lebar daun yaitu 3 : 1. Hal ini berarti bentuk daun ”memanjang” karena
berdasarkan teori bentuk daun yang memiliki perbandingan panjang dan lebar daun
3 : 1 merupakan penggolongan dari ”memanjang”. Daun kresen merupakan daun
tunggal karena pada setiap tangkai daun hanya memiliki satu helai daun dan daun
kresen memiliki bentuk tepi daun
bergerigi karena sinus dan angulusnya sama sama runcing serta bentuk pangkal daun runcing karena pada umumnya
terjadi pada daun bentuk lanset, memanjang
atau segitiga. Warna daun pada daun kresen berwarna hijau muda, hal ini berarti
bahwa daun pepaya mengandung klorofil atau zat hijau daun.
3)
Daun pepaya mempunyai bentuk tulang daun menjari karena cabang tulang daun terpencar
dari satu titik pada pangkal ibu tulang. Daun pepaya juga memiliki perbandingan
panjang dan lebar daun yaitu 1 : 1. Hal ini berarti bentuk daun ” bulat atau
bundar” karena berdasarkan teori bentuk daun yang memiliki perbandingan panjang
dan lebar daun 1 : 1 merupakan penggolongan dari ” bulat atau bundar”. Daun
pepaya merupakan daun majemuk karena pada setiap tangkai daun memiliki sejumlah
helai daun dan daun pepaya memiliki bentuk tepi daun beringgit karena sinus
lancip dan angulus tumpul serta bentuk pangkal daun meruncing. Warna daun pada
daun pepaya berwarna hijau muda, hal ini berarti bahwa daun pepaya mengandung
klorofil atau zat hijau daun.
4)
Daun jagung mempunyai bentuk tulang daun sejajar karena bentuk tulang daunnya lurus
dan umumnya terjadi pada tumbuhan monokotil. Daun jagung juga memiliki
perbandingan panjang dan lebar daun yaitu 9,5 : 1. karena berdasarkan teori
bentuk daun yang memiliki perbandingan panjang dan lebar daun (3,5 – seterusnya
) : 1 merupakan penggolongan dari ”lanset”. Daun jagung merupakan daun tunggal
karena pada setiap tangkai daun hanya memiliki satu helai daun dan daun jagung
memiliki bentuk tepi daun rata serta bentuk pangkal daun runcing karena pada
umumnya terjadi pada daun bentuk lanset,
memanjang atau segitiga. Warna daun pada daun jagung berwarna hijau muda, hal
ini berarti bahwa daun pepaya mengandung klorofil atau zat hijau daun.
5)
Bunga sepatu dan bunga
melati disebut bunga lengkap dan sempurna karena bunga sepatu dan bunga
melati memiliki semua bagian - bagian bunga (kelopak, mahkota, benang sari,
putik, dan tangkai bunga) dan dikatakan sempurna karena memiliki alat kelamin
yang lengkap (benang sari dan putik).
6)
Bunga bugenvil disebut bunga tidak lengkap dan sempurna karena bunga
bugenvil memiliki tidak memiliki dan
dikatakan sempurna karena memiliki alat kelamin yang lengkap (benang sari dan
putik).
7)
Bunga kamboja disebut bunga tidak lengkap dan tidak sempurna karena
bunga bugenvil tidak memiliki putik yang merupakan alat kelamin sekaligus salah
satu bagian dari syarat kelengkapan bunga.
2.3 Diskusi
2.3.1. Daun
1.
Lapisan
tipis pada permukaan daun disebut epidermis
dan berfungsi sebagai melindungi daun dan
mencegah terhadap kehilangan air.
2.
Fungsi
tulang daun adalah
a. Kekuatan pada daun, seperti halnya
dengan tulang-tulang hewan dan manusia. Oleh sebab itu, seluruh tulang-tulang
daun disebut rangka daun (sceleton).
b.
Tulang-tulang daun itu sesungguhnya
adalah merupakan berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk
pengangkutan zat-zat.
3.
Berdasarkan jumlah helai daun, daun
dibedakan menjadi 2 yaitu
a.
Daun Tunggal
adalah daun yang helaiannya hanya terdiri dari satu helain tanpa adanya
persendian dibagian dasar helaian tersebut.
b.
Daun Majemuk
adalah daun dimana helaiannya disusun oleh sejumlah bagian – bagian terpisah
berbentuk seperti daun.
4.
Mengapa pada permukaan daun biasanya tampak
lebih cerah dari bagian bawah daun ?
Karena pada bagian atas daun
mengandung kloroplas ( suatu pigmen hijau yang dinamakan klorofil )
5.
Apa saja bentuk – bentuk modifikasi
pada daun ?
a.
Duri
(spina phyllogenum),
Daun yang termodifikasi
menjadi duri umum ditemukan pada suku cactaceae
b.
Sulur
(tendril), Pada
beberapa tumbuhan memanjat, rakis (seperti pada Clematis), ujung daun (seperti pada Gloriosa dan Littonia
modesia), anak daun dari daun majemuk (seperti pada Anemone dan Pyrostegia venusia) dapat termodifikasi menjadi alat panjat yang
disebut sulur atau tendril
c.
Sisik
(cataphyll/scale),
sisik dapat ditemukan
pada suku Cassuarinaceae, Equisetaceae, dan tumbuh-tumbuhan yang memiliki
rhizoma
d.
Brakte
(bractea) atau brakteola (bracteola)
e.
Seludang
bunga (spatha).
f.
Umbi Lapis, pada
beberapa spesies famili Amarylidaceaea dan Liliaceae pelepah daun digunakan
sebagai tempat menyimpan cadangan makanan
6.
Sebutkan apa saja fungsi dari daun ?
a. Tempat terjadinya fotosintesis
- pada tumbuhan dikotil, terjadinya fotosintesis di jaringan parenkim palisade,
sedangkan pada tumbuhan monokotil, fotosintesis terjadi pada jaringan spons.
b. Sebagai organ pernapasan - Di
daun terdapat stomata yang befungsi sebagai organ respirasi (lihat keterangan
di bawah pada Anatomi Daun)
c. Tempat terjadinya transpirasi
d. Tempat terjadinya gutasi
e. Alat perkembangbiakkan vegetative.
Misalnya pada tanaman cocor bebek (tunas daun)
2.3.2
Bunga
1.
Jelaskan fungsi bagian – bagian
bunga !
A. Kelopak bunga (calyx)
¨ Fungsi
: melindungi bagian-bagian bunga lainnya sebelum kuncup itu mekar
¨ Terdiri
atas beberapa helai daun kelopak (sepalum)
B. Tajuk/mahkota bunga (corolla)
¨ Fungsi
:
·
membungkus dan melindungi putik dan benang
sari selama kuncup bunga belum mekar
·
menjadi atraktan (daya tarik) bagi serangga
penyerbuk, saat bunga mencapai reseptif dan siap melakukan penyerbukan
¨ Terdiri
dari beberapa helai daun tajuk (petalum)
¨ Daun
kelopak (sepalum) dan daun
tajuk (petalum) bersama-sama
membentuk perhiasan bunga (perianthium)
C. Benang sari (stamen)
¨ Fungsi
: alat perkembangbiakan jantan
¨ Terdiri
dari :
1. Tangkai sari (filamentum)
2. Kepala sari (anthera)
¨ Kepala
sari mempunyai 2 ruang serbuk sari (theca),
dan di dalam ruang ini terdapat serbuk sari (pollen)
D. Putik (pistillum)
¨ Fungsi
: alat perkembangbiakan betina
¨ Terdiri
dari :
1. Kepala putik (stigma)
2. Tangkai putik (stylus)
3. Bakal buah (ovarium)
4. Bakal biji (ovulum)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Daun
mangga, daun kersen, dan daun papaya termasuk daun dari tumbuhan yang memiliki biji belah (Dicotyledoneae) sedangkan daun jagung termasuk daun dari tumbuhan yang memiliki biji tunggal (Monocotyledoneae). Semua daun diatas mengandung klorofil atau zat hijau
daun.
Bunga
sepatu,
bunga bugenvil dan bunga
melati termasuk bunga lengkap dan sempurna sedangkan bunga kamboja termasuk
bunga tidak lengkap dan tidak sempurna.
3.2 Saran
Demikian makalah
hasil pengamatan ini kami susun apabila ada kesalahan dalam penulisan maupun
penyusunan kami mohon maaf sebab tak ada gading yang tak retak oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan agar kedepannya
bisa lebih bagus lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Istamar
Syamsuri, dkk. 2007. Biologi untuk SMA
kelas XI Semester 1. Jakarta : Erlangga
Istamar Syamsuri, dkk. 2006. Sains biologi smp. Jakarta : Erlangga